Tuesday, October 17, 2006

Apa salahnya Kere?

Ada yang khawatir air mancur maupun air muncrat di tempat umum hanya akan mengundang anak-anak kere bermain. Lho apa ndak boleh?
-- Tyo


Tergelitik oleh sebuah posting tadi di blog yang kukagumi karena foto-fotonya yang indah, aku kembali berpikir. Apa sih salahnya menjadi kere?

Sebagai seorang yang dibesarkan oleh keluarga yang cukup mampu (walau waktu SD aku gak dapat uang jajan sama sekali hingga sering minta2 ama teman), 'kere' identik dengan kebebasan yang tidak kudapatkan. 'Kere' adalah status terhormat yang dimiliki oeh teman-temanku sehingga mereka bisa bermain sepakbola kapanpun mereka suka, bisa pergi main dingdong (Arcade) kapaun mereka mau.

Tentu saja, tidak semua 'kere' berpikir hal yang sama. Ada juga yang iri melihat kemewahan yang sebenarnya tak lebih dari kenyamanan semu. Kemewahan yang harus terbayar dengan keterisolasian, birokrasi, keterkekangan.

Dan percayalah.. tidak pernah ada kata puas dalam hidup manusia. Sebanyak apapun uang yang kau cari untuk mencari kemewahan itu, tak akan pernah cukup. Kau akan terus mencari dan mencari dan tanpa kau sadari... kau kehilangan sesuatu.


Aku memang tidak ingin jadi kere walaupun aku tertarik. Kelahiranku dalam strata ekonomiku harus kusyukuri dengan menyadari bahwa aku punya tanggung jawab lebih daripada kebanyakan orang di sekitarku. Tetapi aku tak akan mau mengejar bayang-bayang hingga harus kehilangan hal yang berharga untukku.




-- untuk seseorang yang berambisi mencari uang
-- nun jauh di sana

2 comments:

Anonymous said...

Hmmm ... ada ga orang yg "sebebas" orang kere dan sekaligus "sekaya" milyuner ?

xD

Anonymous said...

Hmm...

Hugh Hefner dan Larry Flint?