Sunday, November 30, 2008

Orang Tua di Kursi Roda di Pengadilan Negeri Jakarta Utara itu

Aku lupa apakah saat itu tahun 1998 walau aku lupa bulannya.
Aku ingat bahwa pada hari itu, Eyang Soeharto masih berkuasa.
Aku ingat bahwa pada pagi hari itu, majalah DR (kalau gak salah harganya Rp 1000) memuat sampul bergambar kartu King dengan wajah Eyang. Siangnya (setelah pengadilan), majalah tersebut sudah menjadi Rp 5000, dan malamnya, harga majalah tersebut mencapai Rp 40.000.


Di pengadilan Negeri Jakarta Utara,
tiga wanita diadili dengan tuduhan melakukan demonstrasi di bundaran Hotel Indonesia (mereka adalah yang pertama dan setelah itu, bundaran HI menjadi tujuan wajib). Salah satu dari tiga wanita tersebut saat itu adalah istri dari kawan ayahku (dahulu aku dan Ani pernah diberi permen waktu berkunjung ke rumahnya). Sementara wanita lainnya adalah

Banyak pengunjung di pengadilan tersebut seperti di antaranya Ratna Sarumpaet.

Tetapi yang paling berkesan buatku adalah seorang kakek-kakek yang duduk dengan infus di kursi roda. Kulitnya tampak belang-belang mengerikan. Aku bertanya pada ayahku siapa gerangan ia yang dalam kondisi sakit masih nekat pergi ke pengadilan. Ayahku menjawab "JC Princen. Ia orang yang terkenal". Aku bertanya, "Oh ya? Siapakah ia? Terkenal karena apa?". Ayahku tak menjawab karena pengadilan sudah dimulai.


Dua tahun kemudian, aku menjumpai namanya di koleksi Intisari ketika ia sedang mengejar Raymond Westerling yang melarikan diri menggunakan pesawat Catalina.

Dua tahun lalu, aku membaca namanya di salah satu tulisan-tulisan Soe Hok Gie (bukan, bukan Catatan Seorang Demonstran.. tetapi tulisan-tulisan yang dipublikasikan di koran-koran).

Hari ini, aku membaca kisahnya lagi di wikipedia.



Dan tergoda aku untuk bertanya,
bahagiakah ia di akhir hayatnya?
Atau mungkin harusnya pertanyaannya diubah,
haruskah kebahagiaan didefinisikan oleh orang lain?
Memangnya kenapa kalau dimusuhi oleh kawan-kawan?
Memangnya kenapa kalau jatuh tergeletak sakit dan digerogoti oleh kanker?
Haruskah menganggap diri tidak bahagia?

0 comments: