Tuesday, September 15, 2009

Orang Asing vs Orang Indo tentang Silat

Dari sebuah komentar atas video tentang Silat. Orang asing ini tampaknya adalah Warga Negara Amerika Serikat keturunan Turki yang menyukai beladiri dari Kungfu hingga Silat. Di sebuah pertandingan untuk kungfu, di bagian seni atau creative division, terinspirasi dari silat, ia mencoba melakukan gerakan dengan banyak kembangan/bunga dengan cepat. Ia sendiri mengakui, "for the record I don't claim to be an expert in silat, a teacher or even good. I simply love it and decided to go out on a limb and entered the creative forms division as a lark."


Dan berikut adalah salah satu komentar dari orang (yang tampaknya Indonesia):

SILAT SUCKS!!! IT'S SO LAME! I'm an origin of a country where silat comes from. But frankly speaking: i'd rather practice TKD and Muay Thai, for they are real sport martial arts!!


Dan orang asing ini, dengan kalem menjawab,
You thought it sucked before today,So you are watching this now! lol!
Opinions vary but if I thought something really sucked I wouldn't watch it, and if I thought TKD and Muay thai were great (which I do also) I'd watch them and comment on them instead. Life is short why watch what you don't like. I want you to enjoy your life and there are so many excellent TKD Muay Thai videos out there, I say go get em! Cheers, selamat, good luck.



Gak heran butuh seorang Gareth untuk memulai kembali film Silat.

6 comments:

jpmrblood said...

Yup, itulah makanya, jangan marah kalo kebudayaan diklaim orang. Habis, gak pernah menghargai dengan benar...

kunderemp said...

Hiks.. iyah.. orang Indonesia..hiks...

PNMF said...

Setuju... Setuju...

PNMF said...

Nambahin ah.... Setju bahwa orang Indonesia tuh semut di seberang lautan, tampak. Tapi gajah di pelupuk mata malah ga keliatan. Maksud saya, udah jelas pencak silat tuh bagus, kok masih ngelirik ilmu bela diri lain dengan alasan pencak silat itu.... Eh, apa tadi? Sucks? Kaya'nya ga ada di kamus besar bahasa Indonesia, ya?

Kunderemp said...

Sebagian besar orang Indonesia masa kini mengenal pencak silat melalui PON dan Sea Games yang memang biasa saja. Hanya ada sedikit pertarungan silat olahraga yang menarik.

Sayang sekali, padahal sebenarnya yang tradisionalnya juga cukup menarik.

Salut buat pengelola Kanisius yang berani menyuruh murid-muridnya mencicipi silat tradisional.

Problemnya adalah, orang Indonesia sering bersikap gengsi, snobbish, inferior yang akhirnya dengan mudah mencap 's**k' budaya sendiri padahal, tahu saja tidak.

edratna said...

Saya tak tahu apa di daerah (kota kecil) masih ada kurikulum satu hari dalam seminggu yang setiap murid harus memilih salah satu budaya yang akan dipelajari, seperti: menari Jawa, atau tarian nasional Indonsia, pencak silat dsb nya.

Zaman saya SMP, ada kurikulum prakarya dalam satu minggu, kemudian setiap Sabtu selepas sekolah ada latihan menari, silat dsb nya, yang gurunya didatangkan ke sekolah. Bila murid tertarik, bisa melanjutkan latihan yang lebih mendalam, biasanya dilakukan di lobby yang cukup luas, di Kabupaten atau Kawedanan. Dulu saya latihan menari di Kabupaten, selain di sekolah...teman cowok latihan silat dari SH Terate. Juga rumah eyang putri mu dipakai sebagai latihan menari.