Monday, April 28, 2025

KAMPUS NALANDA (PALA, INDIA) dan KAMPUS MUARA JAMBI (SRIWIJAYA)


Ada yang membandingkan Kerajaan Majapahit dengan Universitas Oxford? Sungguh tak imbang sekali. Seharusnya yang dibandingkan adalah sesama institusi ilmu pengetahuan, yakni Kadewaguruan di masa Majapahit. Namun kalau mau lebih keren, seharusnya bandingkan antara Universitas Oxford dengan "Twinning Programme" alias "Double Degree" antara Kampus Mahawihara Nalanda dan Muara Jambi.

Pertama kita harus sadari bahwa kampus utama Nalanda berada di India dari abad 5 M hingga abad 15 M. Dan pada beberapa abad awal di masa jaya Sriwijaya, terdapat kampus wihara serupa di Sriwijaya yang diduga di Muara Jambi. Beberapa biksu merupakan lulusan dari kedua kampus wihara ini seperti Yijing (abad 7 M) dari Tiongkok dan Atisha (abad 11 M). Menurut Yijing, semua biksu dari Tiongkok sebaiknya menjalani pendidikan di Sriwijaya dahulu sebelum ke Nalanda. Sebaliknya Atisha dari Kerajaan Pala mengatakan tidak lengkap belajar di Nalanda jika tidak ke Sriwijaya (dan Atisha ini kelak mengajar Buddha di Tibet).

Selain itu, sekitar tahun 860, Raja Balaputradewa dari Sumatera (Sriwijaya) mengirim kurir ke Raja Dewapaladewa (Pala, India) untuk mendirikan asrama bagi para biksu yang belajar di Nalanda. Dengan demikian, tak terbantahkan lagi hubungan erat antara Kampus Nalanda dan Kampus Muara Jambi melalui hubungan antara Kerajaan Pala dan Kerajaan Sriwijaya.

Pertanyaannya adalah, apa yang dipelajari di kampus Nalanda?
Selain agama Buddha (jelas karena ini wihara), kampus Nalanda juga mengajarkan filsafat Hindu, tata bahasa, obat-obatan (dari Ayurveda), matematika, astronomi, dan alkimia. Bahwa Nalanda juga mengajarkan Matematika dan Astronomi disimpulkan dari letak kehidupan Aryabhata (matematikawan dan astronomer India) dan kesaksian Xuanzhang bahwa wihara ini punya menara yang jendelanya dapat mengamati peristiwa astronomi seperti pertemuan matahari dan bulan.

Apa yang dipelajari di kampus Muara Jambi?
Selain agama Buddha, tampaknya kampus Muara Jambi juga mengajarkan tata bahasa Sansekerta dan itu sebabnya Yijing menyarankan biksu-biksu Tiongkok kuliah dahulu di kampus ini sebelum melanjutkan ke Nalanda.

Seberapa luas kah kampus Muara Jambi Sriwijaya? Diperkirakan seluas 3981 hektar (sebagai pembanding, UI Depok memiliki luas 320 hektar, UGM memiliki luas 300 hektar) dengan sekitar 70 reruntuhan candi.

Namun ya,Kerajaan Sriwijaya kemudian runtuh dan hilang dari ingatan kolektif nusantara. Seandainya tidak ada arkeolog Prancis bernama Coedes, mungkin tetap akan terkubur.

Catatan: Narasi dan Asisi sempat membahas tentang kampus Muaro Jambi.


https://buddhazine.com/menyelisik-hubungan-erat-universitas-nalanda-dan-sriwijaya/
https://historia.id/kuno/articles/pertukaran-pelajar-antara-sriwijaya-dan-nalanda-DnEA2
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/14/110000979/prasasti-nalanda--lokasi-penemuan-isi-dan-maknanya
https://www.bbc.com/travel/article/20230222-nalanda-the-university-that-changed-the-world
https://www.instagram.com/kemenkebud/p/DF9HxzUyrrz/?img_index=1
https://itjen.dikdasmen.go.id/web/mengenal-candi-muaro-jambi-situs-yang-pernah-jadi-pusat-pendidikan-asia-tenggara/
https://youtu.be/1gHgrLldqGY?si=6Gg3UJlnSdQ-H_Ke
https://youtu.be/QLqbcRd2Hy8?si=hOgX26GpM27ZpeAO
https://youtu.be/U0tcHbsHpaM?si=EC2gQyv6dWTgTk1h
https://youtu.be/b-utnUqWsjw?si=Y7ZyRIaDWXMjJO4c

0 comments: