Wednesday, March 29, 2006

Belum Tentu...

Pemberian visa yang dilakukan oleh Australia, oleh beberapa pihak disimpulkan sebagai upaya Australia memecah belah Indonesia. Kesimpulan ini mungkin karena petinggi GAM, Hasan Tiro, selama ini enak-enak menikmati pemberian suaka oleh Swedia. Namun, ada beberapa yang perlu diingat:

1. Visa yang diberikan adalah visa sementara

2. Tidak semua negara (sebut aja pihak pertama) yang memberikan suaka terhadap warga dari negara lain (sebut aja negara lain ini sebagai pihak kedua) tidak berarti pihak pertama mencoba memecah belah pihak kedua.

Ingatkah kasus banyaknya suaka yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada warga keturunan Cina dari Indonesia di tahun 98? Apakah berarti Amerika mencoba memecah Indonesia? Apakah itu berarti Amerika mencoba membikin negara boneka (macam Irak) yang berisi seluruh warga keturunan Cina? Tidak! Itu adalah kritikan untuk kita.

Maka dari itu,
ketika kita marah kepada Australia, kita juga harus menyadari bahwa pemberian suaka juga bisa diartikan sebuah kritikan kepada Indonesia. Namun tentu saja, kita harus bisa membuktikan bahwa suaka yang diberikan tersebut sebenarnya tidak layak.

Artinya, alih-alih kita marah kepada Australia, yang harus kita lakukan adalah kampanye, membersihkan citra diri kita terhadap tiga pihak:

1. rakyat Papua yang berada di Indonesia terutama di Papua,
2. rakyat Papua yang sedang berada di luar negeri (termasuk yang mencari suaka.. lepas apapun motivasi mereka)
3. rakyat (dan pemerintah) Australia

Di pagi hari sebelum tulisan ini ditulis, seorang Mahasiswa Papua bernama Arsio Ricard tertembak oleh penembak tak dikenal. Kuharap, pemerintah pada umumnya dan kepolisian pada khususnya dapat bersikap adil dan terbuka dalam penyelidikan. Kegagalan menyikapi kasus ini bisa berarti rusaknya nama Indonesia di dunia Internasional.

0 comments: