Saturday, November 11, 2006

Lirik - Lirik Perjuangan

"Kund? Kamu suka lagu apa?"
Kadang-kadang ada yang menanyakan hal-hal seperti itu.

Memang, berbeda dengan mayoritas kawan-kawanku, aku nyaris jarang membicarakan tentang lagu-lagu baru, band-band baru. Jarang sekali aku dengan berapi-api bercerita tentang "Eh.. Aku baru dengar lagu.. Keren banget lho".

Memang, biasanya aku lebih suka membahas sebuah film daripada lagu karena menurutku film-film itu lebih mudah dicerna daripada lagu. Atau lebih tepatnya, sebuah film lebih susah dicerna daripada lagu.

Pun, kalau aku suka lagu, biasanya karena musiknya, bukan karena lirik. Mayoritas lagu yang beredar di sekitarku adalah lagu-lagu yang berkisah tentang cinta, hal yang membuat orang-orang menjadi cengeng. Yah, kalau tidak tentang jatuh cinta, tentang putus cinta. Bahkan ketika Iwan Fals setelah bertahun-tahun tidak membuat lagu, kemunculannya ternyata membuat lagu-lagu tentang cinta.

Tetapi bukan berarti aku tidak suka lagu dari liriknya. Ada beberapa lagu yang menarik yang aku ingin mendengarkannya lagi. Beberapa di antaranya diciptakan oleh kelompok-kelompok pengamen. Misalnya aku pernah mendengar sebuah lagu yang sekilas terkesan tentang orang yang terobsesi dengan wanita cantik karena pilihan kata-kata mereka seperti "kau hanya tersenyum.." namun ternyata setelah sekian lama baru kusadari kalau lagu tersebut bercerita tentang para pejabat yang hanya tersenyum tanpa berbuat apapun.

Mungkin di antara anak-anak Fasilkom ada yang ingat, ketika Musik Kantin semester lalu, ketika panitianya (Pandu'04 dkk) mengundang kelompok pengamen, aku meminta mereka menyanyikan lagu-lagu bernuansa sosial atau politik. Aku tidak begitu ingat lagunya, tetapi mereka menyanyikan kekesalan mereka kepada pejabat-pejabat (termasuk anggota DPR dan DPRD) yang melupakan rakyat yang memilih mereka. Beberapa lirik yang kuingat adalah

"bapak ada di sana/kami ada di sini"
"bapak.. bapak... /ayo pulang.. /paling (ke)pala bapak kena getok"

Saat berada di Yogya pun, aku termasuk suka lagu-lagu lama Iwan Fals. Ironisnya, lagu favoritku justru bukan lagu yang banyak dikenal oleh orang. Berapakah di antara kalian yang pernah mendengar lagu Ambulan Zigzag ?

.....
Suster cantik datang mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban,
Dijawab dengan jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos….pengobatan

Hai sungguh sayang korban tak bawa uang

Suster cantik ngotot lalu melotot dan berkata
Silahkan bapak tunggu dimuka

Hai modar aku…..hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan



Yang bikin hatiku semakin pilu bila mendengar lagu ini adalah kenangan saat-saat aku sedang doyan-doyannya memutar lagu ini di komputerku (yak.. bajakan.. maafkan aku, Bang Iwan!) dan kemudian aku harus hijrah ke Jakarta, beberapa bulan kemudian kudengar peristiwa yang mirip dengan yang digambarkan oleh Iwan Fals dalam lagu ini.

Lebih ironis lagi, peristiwa tersebut terjadi di rumah sakit milik pemerintah (di sebuah daerah di hmmm Sulawesi kah?) dan pemerintah daerahnya sebenarnya mempunyai cadangan uang untuk kasus-kasus seperti itu. Korbannya adalah seorang ibu muda yang akan melahirkan dan rumah sakit menolaknya karena sang ibu tak mempunyai uang. Untungnya ada seorang istri pejabat (kalau gak salah istri gubernur) yang sedang lewat dan bersedia membayari. Tentu saja direktur rumah sakitnya langsung dipermasalahkan.

Beberapa minggu lalu, saya juga pernah bertemu seorang sopir taksi yang menceritakan almarhumah putrinya yang juga mengalami nasib yang sama di tahun 2000 di Karawang. Ia menceritakan, seandainya saat itu ia sudah pulang narik taksi dari Jakarta, mungkin putrinya tak perlu meninggal.

Kembali ke topik utama.
Lagu-lagu bercerita tentang kondisi bangsa ini cukup jarang akhir-akhir ini. Tampaknya semua lebih perduli pada kisah pilu masing-masing daripada nasib orang lain. Karena itu, aku mencoba mencari lagu-lagu baru yang bernuansa sosial atau politis, entah lagu sedih, semangat, atau menghibur. Untuk sementara aku baru menemukan 3 lagu dan aku ingin berbagi lirik mereka.
(catatan: aku tidak dibayar untuk promosi oleh penyanyinya ataupun perusahaan rekamannya).



Dua lagu pertama berasal dari film Gie karya Riri Riza. Lagu pertama, mengakhiri film Gie, lebih tepatnya ketika Gie sudah wafat, suratnya disampaikan oleh kawannya kepada wanita yang dekat dengannya. Seorang mahasiswi FIB yang menemani Haswar menemuiku bercerita bahwa ia juga menyukai lagu ini.

Judul: Cahaya Bulan
Penulis: Eross dari Sheila on 7
Penyanyi: Okta

Perlahan sangat pelan
Hingga terang kan menjelang
Cahaya kota kelam
Mesra menyambut sang petang

Di sini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa matahari terbit menghangatkan bumi

Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang

Perlahan sangat pelan hingga kadang kan menjelang
cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bayang

Di sini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi

Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang

Reff:
Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang tak'kan pernah ku tau
Di mana jawaban itu

Bagai letusan Merapi
Bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati

Bridge:
Terangi dengan cinta di gelapku
Ketakutan melumpuhkanku
Terangi dengan cinta di sesatku
Di mana jawaban itu

(kembali ke reff)




Lagu kedua adalah themesong utama film Gie. Aku suka banget saat anak-anak Fasilkom 2004 (Hendra dan Sawie-kah saat itu?) menyanyikan lagu ini untuk mengisi waktu luang menunggu anak-anak balik dari Sholat Maghrib. Saat itu di Aula, kami sedang menghadiri kampanye (atau lebih tepatnya interogasi) calon ketua BEM Fasilkom UI untuk masa jabatan 2006-2007.

Aku harap di acara CGT, ada yang mau menyanyikan lagu ini lagi.


Judul Lagu: Gie
Penulis: Eross dari Sheila On 7
Penyanyi Utama: Okta

Sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku

Sampaikanlah pada bapakku
Aku mencari jalan
Atas semua keresahan-keresahan ini
Kegelisahan manusia


Re...
........tak...
..................lah...
malam yang dingin...

Reff:
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka-teki malam
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka teki keadilan



Berbagi waktu dengan alam
Kau akan tau siapa dirimu yang sebenarnya
Hakikat manusia

(kembali ke Reff)

Akan aku telusuri jalan yang setapak ini
Semoga kutemukan jawaban
Akan aku telusuri jalan yang setapak ini
Semoga kutemukan jawaban






Lagu ketiga tidak sengaja kudengar saat aku berada di Blok M. Saat itu sedang diputar oleh pedagang-pedagang CD bajakan. Penyanyinya pun baru kudengar saat itu walau ternyata dia sudah terkenal. Tetapi saat kutanya ke teman-temanku, tidak ada yang tahu lagu yang kumaksud dan katanya sih mungkin album yang baru. Sebenarnya aku bisa saja membeli lagu itu di tempat pedagang CD bajakan tersebut, tetapi aku sudah bersumpah untuk mendukung bangsa ini, karena itu aku mencari CD originalnya. Begitu tahu bahwa itu mungkin lagu baru, aku langsung ke toko CD terdekat.

Lagunya sendiri selain liriknya menarik, bentuk musiknya juga unik. Agak-agak ke-Jawa2an dan di albumnya tersebut hanya lagu itu yang agak ke-Jawa2-an.

Judul Lagu: Serenada
Penyanyi dan Penulis: Steven & CoconutTreez

Aku ingin nyanyikan lagu
Buat orang-orang yang tertindas
Hidup di alam bebas
Dengan jiwa yang terpapas
.... Dengan jiwa yang terpapas

Reff:
Kenapa harus takut pada matahari
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari
Nyalakan api dalam hati usiri segala kelamnya



Aku ingin nyanyikan lagu
Bagi kaum-kaum yang terbuang
Kehilangan semangat juang
Terlena dalam mimpi panjang
.... Di tengah hidup yang bimbang

Di lorong-lorong jalan
Di kolong-kolong jembatan
Di kaki-kaki lima
Di bawah menara

Kau masih mendekap derita
Kau masih mendekap derita


Aku ingin nyanyikan lagu
Tanpa kemiskinan dan kemunafikan
Tanpa air mata dan kesengsaraan
Agar dapat melihat surga
.... Agar dapat melihat surga

(kembali ke Reff)

0 comments: