Wednesday, October 24, 2007

Rasa Malu yang Salah Tempat

Alkisah ada seorang pemuda berusia 22 tahun yang sedang bermasalah dengan orangtuanya. Sebut saja namanya, FIKI.

FIKI, melarikan diri ke sebuah tempat nun jauh dari kota kampung halamannya, sebuah tempat terpencil. Di sana, ia jatuh cinta dan menjalin kasih dengan pemudi setempat, NIKI. Namun setelah suasana hatinya tenang, ia berubah pikiran dan meninggalkan dusun tertinggal tersebut dan kembali ke kotanya dan bergabung pada sebuah LSM yang kemudian berubah menjadi sebuah partai.

Kehidupan FIKI membaik setelah itu. Ia bertemu wanita lain, menikah dengannya dan mempunyai seorang anak. Jenjang karirnya bahkan kemudian melesat sampai ia bahkan diam-diam direncanakan diajukan namanya sebagai kandidat Menteri Agama oleh kawan-kawan separtai padahal usianya baru mendekati kepala tiga.

Suatu hari seorang wartawan, DIKI yang sedang iseng pergi ke dusun tersebut menemukan kisah NIKI yang ditinggal oleh pacarnya, FIKI. DIKI bahkan menemukan foto mereka berdua. Mengenali FIKI di foto tersebut, saat DIKI kembali ke kantornya, ia menulis kisah FIKI dan NIKI disertai oleh foto mereka.

Sampai di sini ceritanya masih fiktif belaka. Kasusnya bahkan tidak seperti itu.

Yang nyata adalah respon FIKI terhadap berita tersebut, respon yang sering dilakukan oleh para pengusaha, pejabat... dan ironisnya, bahkan oleh mahasiswa.

Alih-alih menyangkal atau mempergunakan hak jawab atau mempergunakan hak untuk diam, yang dilakukan FIKI adalah mencari nomer telepon si wartawan, mengajaknya bertemu, dan mengintimidasinya.

Berikut adalah beberapa contoh intimidasinya:
"Kenapa anda tidak cari saya dan bicara baik-baik? Perlukah harus disebarluaskan di media?"

"Apa anda tidak tahu kemarin-kemarin saya sudah dapat masalah? Apakah anda tahu istri saya sedang sakit? Apakah anda memikirkan perasaan istri saya? Apakah anda memikirkan perasaan anak saya?"

"Memang, dulu saya salah. Tapi saya tahu itu salah. Saya sudah berubah sejak itu. Kenapa persoalan lama dibawa-bawa kembali?"

"Saya tahu anda wartawan. Saya respect pada pekerjaan anda. Anda menguasai media. Tapi sekarang nama saya hancur di antara kader-kader partai saya. Kawan-kawan saya juga sudah menyindir-nyindir saya. Apa saya harus tetap respect pada anda?"

(lewat sms) "Yup, satu per satu orang mulai menyerang saya seperti dulu lagi. Kalian semua memang tidak punya hati nurani. Hobi menganiaya orang lain tanpa perduli perasaannya. Apa saat anda menulis di media massa anda sama sekali tidak memikirkan tekanan sosial yang saya terima nantinya? Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik berdua? Saya tidak mengerti anda.."

"Ya, saya salah. Tapi saya sudah tidak menemui wanita itu lagi sejak itu. Tidak ada kerugian apapun yang saya timbulkan. She should go on with her own life. Kenapa saya harus terseret kembali ke masalahnya?"

"Pokoknya, saya ingin sebelum banyak yang baca koran anda, anda menarik semua cetakan sebelum matahari berada di titik zenith".

"Anda tahu etika atau tidak? Kenapa persoalan pribadi saya harus diungkap ke publik? Kenapa tidak dibicarakan dahulu baik-baik? Anda tahu saya, anda bisa mencari saya. Yang anda lakukan adalah mencemarkan nama baik saya. Nama baik saya hancur". (catatan: DIKI, sang wartawan memang lalai dalam mencari titik imbang berita, tetapi FIKI punya hak untuk menjawab. Sayangnya, yang dilakukan FIKI adalah mengintimidasi DIKI)




Bacaan lebih lanjut:
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua

4 comments:

MoMo said...

narpati menulis:

"Alih-alih menyangkal atau mempergunakan hak jawab atau mempergunakan hak untuk diam, yang dilakukan DIKI adalah mencari nomer telepon si wartawan, mengajaknya bertemu, dan mengintimidasinya."

Bukannya seharusnya FIKI yah kun.. DIKI kan wartawannya

*ga penting :P*

Anonymous said...

Wah, kita sehati sepikiran deh mo.
Gw juga memikirkan hal yang sama he3x

*lebih gak penting lagi*

Anonymous said...

ups...
pasti pagi tadi aku terlalu marah hingga ceroboh sampai nama-nama karakter khayalanku tertukar-tukar.

~memalukan.. hihihihi

Cynthia said...

kayaknya gue kenal siapa FIKI dan DIKI ini =P

*melihat dari smsnya =D*