Thursday, November 11, 2010

Pak Leimena diresmikan menjadi Pahlawan tahun 2010


sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kabinet_Sjahrir.jpg
Eyang Jo bersama kabinet pertama Indonesia yakni Perdana Menteri, Menteri Sosial, Menteri Kemakmuran, Menteri Negara Urusan Peranakan, Menteri Keamanan Rakyat dan dua staf. Eyang Jo yang duduk di tengah.

_________________________________________________________________





Tadi pagi, aku bilang ke istriku bahwa aku berharap Pak Leimena yang jadi pahlawan nasional.

Ternyata, harapanku terkabul.
http://www.detiknews.com/read/2010/11/11/121826/1492131/10/j-leimena-dan-ja-dimara-ditetapkan-sebagai-pahlawan-nasional

Sekedar catatan,
Pak Leimena adalah wakil dari Ambon. Di tahun 1945, setelah proklamasi, dia menjaga keamanan warga kampung Ambon di Jakarta dari kemungkinan diserbu oleh radikal dan membujuk warga Ambon untuk bergabung dengan Indonesia.

Beliau juga merupakan panitia Kongres Pemuda 1928 sebagai Pembantu IV dan wakil dari Jong Ambon.

Beliau juga yang mencetuskan konsep Puskesmas. Dia adalah Menteri Kesehatan yang pertama.

Beliau juga dikenal sebagai orang jujur. Itu sebabnya Bung Karno sangat mempercayainya.


Update:

Sekilas tentang Eyang Jo.
http://groups.yahoo.com/group/ambon/message/46621

Bung Karno selalu memanggil Oom Jo dengan sebutan dominee, pendeta.
Panggilan tersebut selain menunjukkan keakraban, secara tersirat
membuktikan kepercayaan Bung Karno. Sesuatu yang dibuktikan dengan
tujuh kali mengangkat Oom Jo sebagai Pejabat Presiden, setiap kali
Bung Karno melawat ke luar negeri.

BAGAIMANA mungkin seorang Kristen dipercaya memimpin (sementara)
negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia?

Jawaban pertanyaan ini pernah datang dari Mr Mohamad Roem, eks Ketua
Masyumi sekaligus tahanan politik Bung Karno. "Leimena jujur dan sepi
ing pamrih, dia tidak pernah punya niat memetik keuntungan pribadi,"
ujarnya. Pada sisi lain, pola kerja Oom Jo dilukiskan Sultan
Yogyakarta Hamengku Buwono IX sebagai rustig, tenang. "… Ekspresi
jiwanya selalu tenang, dia senantiasa berusaha mencapai harmoni dengan
alam dan dunia sekitarnya, tidak pernah kehilangan keseimbangan meski
dalam situasi gawat."

http://suar.okezone.com/read/2010/10/28/58/387266/j-leimena-tokoh-sumpah-pemuda-18-kali-jadi-menteri

Berdasarkan pengalaman bekerja di rumah sakit Immanuel Bandung, Dr Leimena membuat pusat percontohan yang disebut Bandung Plan. Rencana Bandung ini yang kemudian disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia tahun 1954–1960 dengan nama “Rencana Leimena” (dengan dua prinsip, penggabungan upaya preventif dan kuratif, serta perimbangan kegiatan perdesaan dan perkotaan). Karena keterbatasan dana, program ini tidak bisa menyentuh seluruh Indonesia. Tahun pertama, kabupaten yang terpilih akan mendapat pusat kesehatan di suatu kecamatannya.

Setiap dua tahun sekali ditambah dengan satu lagi pusat kesehatan di kecamatan lain. Di ibu kota kabupaten akan dibangun rumah sakit pembantu dan lima tahun kemudian ditambah satu lagi. Rencana Leimena ini yang kemudian menjadi cikal bakal puskesmas pada masa Orde Baru.

Tanggapan tokoh2 tentang Eyang Jo

Keluarga Eyang Jo dan JJ Rizal
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=9167
Keluarga J. Leimena, menyambut gembira rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional ini kepada Leimena. Salah seorang cucu Leimena Emma Esterlina Leimena (54), mengatakan, kakeknya pantas menerima penghargaan itu. Emma melanjutkan, ini merupakan pengakuan negara terhadap apa yang dilakukan Leimena semasa hidupnya kepada negara. Masih kata Emma, ini tidak hanya kebahagiaan keluarga, tapi juga kebahagiaan warga maluku secara umum.

Sementara itu, sejarahwan UI, JJ Rizal mengatakan, pemberian gelar kepada Leimena ini sudah sepantasnya. Sebab, kata dia, rekam jejak Leimena sudah banyak diketahui masyarakat dalam sejarah. Selain itu, jelas Rizal, keteladanan yang dimiliki oleh Leimena pantas diikuti oleh masyarakat.


Salahuddin Wahid (adik Gus Dur, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng)
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=9194
Pak Leimena itu mestinya sudah jauh-jauh hari ditetapkan (sebagai pahlawan nasional)," ujar tokoh nasional, Salahuddin Wahid kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Kamis, 11/11).


Akbar Tanjung (mantan ketua HMI, mantan ketua Partai Golkar)
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=7386
Mantan Ketua DPR ini sebenarnya mengusulkan tiga nama tokoh yang layak menyandang gelar pahlawan nasional pada saat Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar pekan ini. Namun, DPP Partai Golkar hanya mengusulkan satu nama, Soeharto.

"Saya sendiri pada saat Rapimnas mengusulkan agar Golkar itu mengusulkan dua sampai tiga nama. Selain Pak Harto, saya mengusulkan Gus Dur dan J Leimena," ungkap politisi senior ini.

DPD KNPI Maluku dan Gubernur Maluku
http://regional.kompas.com/read/2010/10/23/09022727/Oom.Jo.Layak.Mendapat.Gelar.Pahlawan
Ketua DPD KNPI Maluku, Zaharuddin Latuconsina, berpendapat penetapan Johannes Leimena sebagai nomine gelar Pahlawan Nasional wajar, karena jasanya kepada bangsa maupun rakyat Indonesia harus dihargai.

.....


Sebelumnya, Gubernur Maluku Karel Alber Ralahalu mengungkapkan kebanggaannya bila pemerintah Indonesia mengakui Johannes Leimena sebagai pahlawan nasional.

"Pasti bangga karena Oom Jo merupakan perwakilan Maluku yang pantas mendapat penghargaan tersebut," katanya.

Buya Ma'arif (Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah)
http://www.antaranews.com/berita/1289464603/institut-leimena-bersyukur-leimena-pahlawan
Sementara pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif mengaku senang dengan adanya kabar tersebut.

"Jadi usaha kita tidak sia-sia," kata Buya Maarif itu yang pernah memberikan refleksinya mengenai Om Yo (panggilan akrab Dr. Leimena) pada acara "Dr. Johannes Leimena`s Memorial Lecture" yang dihadiri oleh para tokoh dari berbagai provinsi di Indonesia September 2010 lalu.

Menurut mantan Ketua PP Muhammadiyah itu, Leimena adalah contoh yang baik untuk generasi yang akan datang dan bukan seorang pemburu harta karun ketika menjabat sebagai menteri, tapi bekerja untuk melayani orang.

"Itu filsafat hidup yang perlu kita renungkan dan canangkan. Kesetiakawanan dan konsistensinya juga tinggi sekali. Walaupun Bung Karno jatuh, dia tetap membela demi kepentingan bangsa Indonesia. Bahkan jika kita tidak setuju dengan hal itu, konsistensinya tetap perlu dicontoh. Jadi ia adalah contoh bukan hanya untuk orang Kristen, tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia," paparnya.


0 comments: