Saturday, July 11, 2020

Sekedar Teori Tentang G-30-S di Tahun 1965

Saya cenderung untuk menghindar kalau membahas tentang 1965 karena jujur saja masih banyak yang tidak saya ketahui. Namun karena sedang banyak yang menyamakan 1965 dengan 1948, maka saya tergoda untuk membagikan pikiran saya di Quora:

https://id.quora.com/Mengapa-PKI-melancarkan-aksi-G30S-Padahal-kita-tahu-bahwa-pada-saat-kejadian-pemberontakan-di-tahun-1948-PKI-gagal-dan-diulangi-di-tahun-1965-juga-gagal-Bukankah-itu-sama-saja-seperti-menggali-lubang-kubur-sendiri/answer/Narpati-Wisjnu-Ari-Pradana


Jadi saya kutip teori saya sebagai berikut.



Pada tahun 1965, PKI mendukung tindakan sejumlah perwira militer yang berniat menculik jenderal yang diduga "mbalelo" kepada Bung Karno. Ya! Para jenderal yang dibunuh itu, berada di posisi berseberangan dengan Presiden Soekarno walau mereka tidak terang-terangan membangkang. Kalau anda membaca hal-hal sekitar kampanye ganyang Malaysia, seperti tulisan Bung Hatta di Asian Review, diskusi Hario Kecik dan Nasution, ada langkah-langkah "sabotase" yang dilakukan Ahmad Yani, bisa disimpulkan bahwa jenderal-jenderal Angkatan Darat sebenarnya tidak setuju dengan Presiden Soekarno.
Yang terjadi adalah, setelah peristiwa G-30-S, PKI tidak menyangka bahwa Jenderal Soeharto yang mereka abaikan malam itu ternyata kemudian menjadi sosok penting. PKI mengira, urusan penculikan Jenderal tidak akan sampai merembet ke luar tetapi ternyata RRI berhasil direbut kembali, segala media massa diblokir kecuali Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha milik Angkatan Darat dan semua tentara disiagakan melawan dan tindakan penculikan itu dijadikan dasar untuk melakukan pembersihan. Kader-kader PKI di daerah tidak sempat melakukan konsolidasi.
Selanjutnya adalah sejarah. Pergerakan Presiden Soekarno dibatasi. MPRS diganti orang-orangnya. Dan.. Benny Moerdani diutus secara rahasia, dibantu oleh Des Alwi (anak angkat Sutan Sjahrir, salah satu musuh Bung Karno) untuk menemui Menteri Pertahanan Malaysia, Tun Abdul Razak. Indonesia dan Malaysia pun akhirnya berdamai.
Oh saya lupa, PKI dinyatakan terlarang dan sejumlah warga membalas dendam terhadap PKI dengan membantai besar-besaran.
Apakah kesimpulan saya terlalu jauh mengaitkan kampanye Ganyang Malaysia dengan G-30-S ? Saya kutip dari "buku putih" Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Pada halaman 34 tertera:
Namun, ABRI terus mengawasi dan mengikuti gerak-gerik PKI. Bagi PKI tidak ada jalan lain untuk menghindar dari pengawasan tersebut, kecuali melancarkan fitnah dan kampanye menjelek-jelekkan Jenderal A.H. Nasution sebagai seorang tokoh ABRI yang dikatakannya ingin menyabot Nasakom.
Pada halaman 47 tertera:
Upaya PKI mewujudkan kekuatan bersenjata di luar ABRI tersebut di atas diuntungkan oleh situasi konfrontasi Indonesia terhadap Malaysia. Secara politis situasi konfrontasi tersebut telah dimanfaatkan untuk meningkatkan situasi revolusioner dengan memperhebat agitasi propaganda anti Nekolim Secara fisik militer pembentukan sukarelawan-sukarelawati (sukwan-sukwati) Dwikora telah memberi peluang kepada PKI untuk juga membentuk sukwan-sukwati dari kalangan Pemuda Rakyat, Gerwani, dan unsur-unsur buruh yang tersebar di dalam satuan-satuan sukwan-sukwati.
Ya! Massa PKI yang ada di Lubang Buaya itu adalah para sukarelawan-sukarelawati yang berlatih untuk melawan Malaysia. Para jenderal yang diculik itu, dibawa ke Lubang Buaya, diperkenalkan sebagai Dewan Jenderal yang akan membunuh Bung Karno.
Saya kutip kesaksian Achmad Muhammad bin Jacub, salah satu yang ikut latihan di Lubang Buaya.
Pada tanggal 2 September, atas perintah Muladi dari Petamburan supaya say amengikuti latihan sukarelawan di Lubang Buaya. Yaitu untuk kesiapsiagaan untuk menghadapi Malaysia. Kemudian saya berangkat ke Lubang Buaya pada tanggal 3, mulai dilatih di sana oleh Pak Kumis dan Pak Djojo, banya yang lainnya saya tidak kenal namanya, yaitu dilatih baris berbaris, dilatih bongkar pasang senjata, dilatih serangan juga sedikit, dan indoktrinasi tentang Manipol Usdek.
….
Kemudian pada tanggal 29, semua Komandan sektor dipanggil oleh Pak Saleh diberikan briefing bahwa pada tanggal 5 Oktober, Dewan Jenderal akan mengadakan coup dan akan membunuh Bung Karno. Karena itu kita harus menyelamatkan revolusi dan mengamankan Bung Karno dari bahaya coup.
Mari saya berhenti dahulu di situ.
Jujur, masih banyak bolong-bolong dan misteri di sekitar peristiwa G-30-S. Misalnya, apakah Biro Chusus Partai Komunis Indonesia di bawah Sjam Kamaruzaman itu sungguh ada? Karena biro khusus ini hanya melapor kepada DN Aidit semata. Anggota CC PKI lain tidak tahu tentang keberadaan birokhusus ini.
Sjam sendiri baru dihukum mati tahun 1986, dua puluh tahun setelah peristiwa G 30 S, sementara teman-temannya sudah pada dihukum mati. Jenazah dan kuburannya tak jelas.
Misteri Sjam membawa ke misteri selanjutnya, siapa yang pertama punya ide menculik jenderal. Apakah para "perwira berpikiran maju" ataukah Aidit ? Atau jangan-jangan Bung Karno? Atau… kalau mau percaya tuduhan dari Kolonel Latief, Soeharto?
Siapapun dalangnya, langkah Aidit dan CC PKI untuk mendukung aksi penculikan bersenjata menangkap para Jenderal adalah sebuah kesalahan fatal, tindakan di luar hukum yang tak seharusnya dilakukan.
Bahan bacaan:
  1. Spektrum Politik di Seputar Kampanye Ganyang Malaysia - Tirto.ID
  2. Operasi Gunting Tuan Sendiri (Majalah Tempo 14 Oktober 2013)
  3. Demi Damaikan Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Benny Moerdani Rela Menyamar Jadi Penjual Tiket Pesawat - Semua Halaman - Intisari
  4. Kecik, Hario. Pemikiran Militer 2: Sepanjang Masa Bangsa Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  5. Opsus Ali Moertopo Mengakhiri Konfrontasi Indonesia-Malaysia - Tirto.ID
  6. G-30-S Dihadapan Mahmilub I (Perkara Njono). 1966. Pusat Pendidikan Kehakiman Angkatan Darat (AHM-PTM).
  7. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. 1994, Sekretarian Negara Republik Indonesia.
  8. Seri Buku Tempo: Sjam Lelaki dengan Lima Alias. Kepustakaan Populer Gramedia;
  9. Misteri Tiga Orang Kiri (Historia)
  10. Sjam Kamaruzaman, sosok yang 'menipu' Letkol Untung & Aidit di G30S | merdeka.com
  11. Sjam, Soeharto, dan Misteri (Tempo)

0 comments: