Tuesday, April 27, 2021

Kartini dan Praktiknya

 


"Kartini hanya bisa menulis sementara wanita-wanita ini sudah melampaui langkahnya mendirikan sekolah", cela tulisan yang beredar melalui Facebook.

*uhuk. 
Sebelum mengamini celaan tersebut mari kita tinjau lagi apa yang dilakukan oleh Kartini.

Pertama, Kartini sudah membuat "sekolah tak resmi" sebelum beliau wafat pada tahun 1904.

Kedua, pernah dengar Kartini dapat beasiswa ke Belanda yang terpaksa direlakan karena pernikahannya? Tahu untuk apa beasiswa itu? Untuk belajar menjadi guru. 

Jadi sejak tahun 1902, Kartini sudah menyatakan keinginannya membuka sekolah dan usah mendapatkan izin belajar ke Belanda adalah untuk memperlancar cita-citanya. 

Ketika beasiswa itu direlakannya pun bukan berarti ia tidak berhenti bercita-cita. Ia membuka kelas untuk mengajari para perempuan. 

Ketiga, tahukah kenapa yang diprioritaskan oleh Kartini adalah pendidikan bagi perempuan ? Karena Kartini melihat sulit untuk mendidik 27 juta orang sekaligus. Dengan mendidik perempuan, maka para perempuan ini akan mendidik putra-putrinya. Dan para putrinya kelak juga akan menjadi ibu yang mendidik putra dan putrinya. Ini adalah konsep yang ditawarkan Kartini ke Abendanon pada bulan Januari 1903. 

Jadi sementara para lelaki berusaha mengadu domba antara Kartini dengan pahlawan-pahlawan wanita lain, yang ada di pikiran Kartini adalah bagaimana mempercepat pendidikan untuk bangsanya, tak peduli laki ataupun perempuan. 

Agus Salim pada bulan April 1925 di harian Hindia Baroe, walau tak sepakat dengan kritik Kartini terhadap agama, ia menyalahkan pemuka agama yang membiarkan kezaliman yang terjadi  pada Kartini dan tetap sepakat pada cita-cita Kartini. Beliau bahkan mendoakan Kartini di penghujung tulisannya:

"... suara itu haruslah menjadi peringatan kepada kita, bahwa besar hutang kita dan berat tanggungan kita akan mengobati kecelaan dan menolak bahaya itu.
Dan kepada marhumah yang melahirkan suara itu, tidaklah mengucapkan cela dan nista, melainkan do'a mudah-mudahan diampuni Allah kekurangan pengetahuannya dengan karena kesempurnaan cintanya kepada bangsanya dan jenisnya."

Sumber foto:
Kartini: The Complete Writings 1898-1904 yang diterbitkan oleh Monash University Publishing.

0 comments: