Friday, October 01, 2021

Bagaimana Saya Mendongeng Partai Komunis Indonesia Kepada Anak-Anak

 Jadi, akhirnya saya mendongeng tentang komunis kepada anak-anak lewat grup Telegram Sejarah Asyik. Tadinya saya punya rencana membuat menjadi beberapa presentasi tetapi kesibukan membuat saya memutuskan untuk sekedar bercerita lewat tulisan sambil sekali-kali diselingi gambar. 


Ada beberapa prinsip yang harus saya pegang selama bercerita:

  1. saya harus menampilkan para komunis sebagai manusia bukan monster. Saya mungkin tidak setuju dengan pandangan mereka tetapi saya tidak boleh menampilkan mereka sebagai monster tanpa nurani;
  2. saya harus adil dalam menampilkan komunis dan tokoh-tokohnya;
  3. saya tidak boleh terjebak pada penyamarataan (generalisasi) orang-orang komunis;
  4. saya juga harus bisa menjelaskan apa komunis itu.


Karena prosesnya panjang, saya bagi menjadi beberapa segmen.


SEGMEN 0: Bertanya sejauh apa anak-anak tentang komunis.

Ini adalah hal paling dasar. Kalau ada hal-hal yang salah atau meleset, diluruskan di sini secara singkat saja karena nanti ada segmen selanjutnya.


SEGMEN I: Kelahiran Marxisme

Beberapa hal yang diceritakan:

- perubahan kehidupan sosial karena peralihan dari feodalisme ke kapitalisme;

- hal-hal buruk yang terjadi karena perubahan tersebut. Saya menggunakan contoh novel-novel Charles Dickens di sini;

- pemikiran sosialis pra-Marx. Yang saya ambil adalah Robert Owens, pencetus ide koperasi. Saya juga menyebut sekilas pandangan selain di luar koperasi;

- baru tentang Marx sendiri, tentu saja dengan bahasa sederhana.

- beberapa kemiripan situasi sosial dan ekonomi di Indonesia dengan Eropa


SEGMEN II: Kelahiran Marxisme di Indonesia (1910an - 1930an)

Ada pola pikir yang saya pegang saat bercerita di sini. Saya harus bisa menampilkan mengapa orang-orang Indonesia tertarik pada komunisme saat itu. Saya tidak bisa pakai dogma "komunis melakukan infiltrasi". Saya harus mengajak anak-anak membayangkan generasi muda yang tertarik pada pemikiran Marx.  


Tahun 1910an:

- tampilkan bagaimana anak-anak muda tertarik pada Marxisme;

- tampilkan juga bahwa bukan hanya SI merah yang tertarik pada Marxisme. Contoh kasus: anggota Partai Hindia, Soewardi, menerjemahkan Internationale ke dalam bahasa Melayu

- lalu tampilkan pengaruh Perang Dunia I dan Revolusi Oktober di Rusia mempengaruhi generasi ini semakin berani

- peristiwa Cimareme dan pengaruhnya pada Sarekat Islam

- dan diakhiri dengan perpisahan antara Sarekat Islam dengan generasi yang memilih Marxisme


Tahun 1920an:

- tampilkan sosok kader komunis sebagai sosok yang paling mutakhir dalam pergaulan internasional

- tampilkan kenekadan mereka dalam memberontak

- tampilkan pengaruh pemberontakan mereka terhadap kebijakan Belanda menghadapi gerakan di Indonesia


Tahun 1930an:

Saya tidak sempat mendongeng banyak di sini tetapi di sini saya menceritakan bagaimana kader-kader komunis di Indonesia mulai berdebat pemikiran dengan para aktivis pergerakan Indonesia lainnya, termasuk sesama pembaca Marx.



SEGMEN III: Konflik Komunis dengan sesama orang Indonesia 1945-1948

Di sini saya mengingatkan lagi bahwa yang terinspirasi oleh Marx bukan hanya partai komunis semata. Dan dalam menjelaskan konflik-konflik ini, harus bisa memandang dari sudut pandang orang kiri, lepas soal setuju atau tidak setuju.

- kasus 1946 (Kesultanan Melayu, Peristiwa Tiga Daerah) -- kebencian terhadap feodalisme --> balik lagi soal pertentangan kelas

- kasus 1948 -- saya sengaja mengambil posisi sebagai orang komunis yang mencurigai Hatta. Saya lampirkan juga foto Hatta ngobrol dengan Merle Cohran, wakil dari Amerika Serikat. Lalu giring juga untuk mencurigai Masyumi dan laskar-laskar lain yang tidak melawan kabinet Hatta. 


Sekedar catatan, sebelum mendongeng ini, saya pernah mendongeng tentang perjuangan diplomasi, termasuk kebijakan Hatta. Kenyataannya, dari tanggapan, mereka tetap tidak setuju dengan perlawanan tersebut. 


SEGMEN IV: Bagaimana Partai Komunis Indonesia meraih massa (1950an)

Tujuan di sini adalah menunjukkan bagaimana PKI meraih suara.  

Saya membantah banyak kesan-kesan buruk terhadap PKI di periode ini. Kalau PKI seburuk yang digambarkan oleh orde baru, niscaya tidak akan banyak yang memilihnya.

Saya menunjukkan pekerjaan Gerwani dan Barisan Tani Indonesia. 


SEGMEN V: Konflik Partai Komunis Indonesia tahun 1960an 

Konflik antara Lekra dengan seniman lain;

Konflik antara seniman-seniman Lekra dengan agamawan;

Konflik tanah, antara BTI dengan pesantren;

Konflik Ganyang Malaysia. 


dan puncaknya tentu saja penculikan para Jenderal.


SEGMEN VI: Epilog 

- gerakan lanjutan seperti pendudukan RRI yang akhirnya gagal

- perburuan terhadap tokoh-tokoh PKI dan diiringi dengan pembantaian para kader komunis dan orang-orang yang dituding komunis serta penangkapan massal

- pembersihan DPR dari elemen komunis dan non-komunis (Ya! Bukan hanya komunis yang disingkirkan tetapi yang anti-PKI tetapi sukar dikendalikan juga disingkirkan dari DPR)

- normalisasi hubungan Malaysia-Indonesia

- memasukkan golongan fungsionaris non-parpol menjadi peserta pemilu

- penyederhanaan partai politik

- melarang tentara berpolitik

- dan eng ing eng ... tetap melarang Partai Masyumi



Setiap segmen selalu ada jeda panjang dari sekitar 6 jam sampai 2 hari, tergantung kesibukan. 

Jika ada pertanyaan, maka harus dijawab. Kalau tidak bisa dijawab, lempar ke rekan yang bisa menjawab. :D 


Karena tidak dipersiapkan dengan baik, tentu saja ada hal-hal yang tidak tersampaikan.

0 comments: