Thursday, February 09, 2006

Sudahkah Denmark minta maaf?

Seringkali aku merasa cemas ketika aku mengeluarkan pendapat. Aku selalu takut pendapatku didasarkan pada sebuah premise yang salah. Misalnya di dalam tulisanku sebelumnya, aku menyatakan Pemerintah Denmark sudah meminta maaf walau tak mengambil tindakan apa-apa. Akan tetapi, tadi pagi aku membaca Kompas dan menemui pernyataan dariDin Syamsuddin yang bertentangan dengan ingatanku, yaitu pemerintah Denmark belum meminta maaf.

Tiada seorang pun yang selalu benar, termasuk aku. Apalagi ingatanku tergolong rentan dan mudah dicemari oleh ingatan palsu. Apakah ingatanku telah kembali tercemar atau Din Syamsuddin belum mengetahui peristiwa yang sudah kuketahui?

Akan tetapi, seandainya ingatanku salah sekalipun, tetap tidak mengubah pendapatku di tulisanku sebelumnya.

Apakah Rasulullah menunggu orang-orang Quraisy minta maaf ketika dia berhasil menaklukkan Mekkah? Tidak! Apakah Rasulullah menunggu orang-orang Quraisy minta maaf sebelum ia menyetujui Perjanjian Hudaibiyah? Tidak!

Toh, kini nyatanya Pemerintah Denmark sudah bersedia untuk berdialog. Aku berharap agar saudara-saudaraku sesama Muslim dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

0 comments: