Friday, April 06, 2007

Memotong Senioritas?

Menanggapi berita kematian praja IPDN, Cliff Muntu, salah satu anggota DPR berkomentar, "Dulu pernah terjadi, sekarang terjadi lagi. Saya prihatin dengan kejadian itu. Saya kira sistem rekrutmennya harus diperbaiki. Hubungan senioritas juga harus dipotong"

Semudah itu kah?

Dahulu juga sudah ada upaya memotong senioritas, dengan memisahkan mereka. Hasilnya? Terjadi lagi...

Masalahnya bukan sekedar senioritas. Yang salah bukan hanya senior.. tetapi juga junior.

Misalkan, kalau jalur senior dipotong kembali, misal dipisahkan seperti dahulu hingga senior-senior yang sekarang lulus semua, pasti kekerasan itu akan tetap terjadi. Mengapa? Karena korban berpotensi menjadi pelaku kekerasan yang sama di masa depan.

Para Junior, satu angkatan, seluruhnya harus meyakini bahwa apa yang dilakukan senior mereka adalah salah besar. Mereka harus kompak untuk tidak mengulangi kesalahan senior mereka.

Itulah cara memotong senioritas sesungguhnya, sebuah angkatan yang kompak, yang bertekad untuk memotong habis bibit-bibit kerusakan. Bukan dengan memisahkan Senior dan Junior seperti yang dilakukan di masa lalu.

Konsep yang sama juga berlaku pada kerusakan di negeri ini. Beberapa mahasiswa naif menganggap kerusakan akibat korupsi bisa diperbaiki dengan menurunkan semua generasi tua dan menggantinya dengan generasi mereka. Padahal, hal seperti itu tidak ada gunanya, seperti yang sudah kita lihat dengan generasi 45, generasi 66, dan kelak generasi 98. Yang benar adalah seluruh angkatan, seluruh generasi harus kompak untuk tidak membiarkan korupsi sekalipun. Budaya malu harus dipupuk. Sesama kawan harus tidak boleh segan-segan mengritik.


"Dan (dengan) masa itu,

Sesungguhnya (adapun) insan/manusia itu (adalah) sungguh di dalam kerugian

kecuali orang-orang yang mereka telah mempercayakan/beriman dan mereka telah mengerjakan/mengaryakan (pada) berbagai (pekerjaan/karya) yang baik dan mereka saling berpesan/berwasiat dengan (pesan agar manusia selalu berada di atas) kebenaran dan mereka saling berpesan/berwasiat dengan (pesan agar manusia selalu) gigih/sabar (di atas kebenaran itu)."

Terjemahan Surat Al-'Ashr di Yassarnal-Qur'an: Terjemahan Per Kata dengan Nahwu-Sorof dan Tafsir Bebas Kontemporer lintas Asbaabul-Nuzuul, terjemahan Ahmad Hariadi dan Lukman Saad.

0 comments: