Benci Sarjana
terutama yang bergaji puluhan juta
dan bangga akan gajinya...
dan bicara tentang prospek karir dari sana ke sini dari sini ke sana
dan hanya tertarik terhadap gosip investasi semu yang menghasilkan banyak duit
tanpa keperdulian pada sektor riil (nyata) di baliknya.
yang murtad dan masuk ke dalam jajaran eksekutif bergaji terbesar di negeri ini
tetapi gagap ketika ditanya pengaruh ilmu yang didapat di bangku kuliah dan pekerjaannya
dan hanya bisa mengelak
'sarjana itu hanya membentuk logika'
Pada tanggal 20 April 1934 (!!!), seorang mahasiswa hukum dari balik jeruji penjara Cipinang menulis keluhan pada istrinya: (diterjemahkan dari bahasa Inggris)
Dengan sebagian besar "pemegang gelar" kita (aku menggunakan kata-kata ini daripada intelektual karena sungguh, kriterianya tidak meliputi aktivitas intelektual seperti halnya bersekolah (schooling) dan diploma), konsep ilmu tetap hal yang semu tanpa keyakinan atau pemahaman yang mendalam. Untuk mereka, ilmu adalah benda mati, bukan entitas dinamis hidup yang harus dipupuk dan dirawat.
Sarjana yang tidak pernah sekalipun
berpikir tentang masyarakat tempat ia lahir
tempat ia berkembang
tempat ia hidup
hanya berpikir tentang dirinya
tentang gemerincing uang emas
yang diberikan para kapitalis untuk membeli dirinya
lebih buruk daripada mereka yang terdesak
menjajakan fisiknya
Mungkin tidak semua orang sanggup menjadi Einstein atau Newton
tetapi setidaknya jadilah Edison, atau Watt
bukannya dengan mendewa-dewakan gelar sarjana
dan hanya memamerkan ilmunya saat disindir
2 comments:
jadi ceritanya lu benci sarjana??
kalo gw sih benci orang yang ngga tau diri, alias udah disekolahin mahal-mahal ampe ke luar negeri, eh malahan ngga kuliah dengan bener.. cuma buang2 duit orang tua..
dan gue udah nolak kuliah dari awal....
kalau mereka buang2 uang, salah sendiri...
gue udah nolak dari awal.
Udah nolak dari 8 tahun lalu, sampai bokap gue stroke.
Post a Comment