Monday, October 08, 2007

Seminggu Bersama Kuliax

Aku menginstall Kuliax sudah lama, sudah sejak Maret 2007 tetapi baru seminggu terakhir aku mulai mengakrabi Kuliax. Padahal udah dari semester lalu, JePe menyindir2, "kok masih pakai Windows, Nar?". Hihihihi

Serius... I am really an amateur about Linux.



Anyway.. ini yang kulakukan selama seminggu terakhir:

1. Menyetel suara
Jujur.. sampai sekarang gue kagak ngerti soal sound-server2an. Tapi untuk membuat kuliax berkicau, ternyata cukup bermain2 dengan KMix (and what the heck is KMix? Mesti baca2 lagi ah..). Intinya sih, akhirnya gue bisa menikmati lagu2 karya Don Davis, John Williams, Andrew Llloyd Weber, Trisutji Kamal di Kuliax Gue...


2. Bermain2 dengan KMPlayer dan MPlayer
Setelah berhasil mendengarkan musik, rasanya gak lengkap jika belum mengujinya untuk menonton film. Yang paling pertama kucoba, tentu saja program KMPlayer (Konqueror MPlayer, jangan tertukar dengan Kang MPlayer) yang sudah ada di 'startmenu'-nya KDE di Kuliax. Film yang jadi obyek percobaan adalah Batman Beyond: Return of The Joker versi Uncut yang kudapat dari server PTN di kota lain (tebak sendiri!) dan The Simpsons: The Movie ( proudly presented in 2D! Wakakak) dari Ijul (Julian).

Kemudian aku mencoba menyetel ripping DVD, alias file DVD yang sudah ada di harddisk dengan KMPlayer. Hasilnya: Gagal!

Setelah mencari-cari di Google, aku menemukan bahwa MPlayer bisa melakukan hal yang kuinginkan. Akhirnya, kubaca-baca man page dari MPlayer.

It's weird, nonton DVD tetapi dengan CLI seperti itu. Kalau lihat dari situsnya sih.. ada GUI-nya.. Mungkin perlu install kali yah? Menggantikan KMPlayer. Atau jangan-jangan ada tapi aku belum tahu? Cek lagi manualnya... sigh..


3. Bermain2 dengan WINE
Wine...
Sudah lama banget ingin mencoba WINE.
Dulu, di RoseNet, (distro berbasis Knoppix, yang ada game Nexia yang saat itu menggunakan Wine), aku gagal mencobanya.

Lalu waktu pertama kali menginstall kuliax, mencoba WINE (dengan .tar.gz kalau gak salah), gagal.. ada semacam dependency problem.

Akhirnya, mencoba versi .deb, langsung unduh dari situs resminya, http://www.winehq.org, dpkg -i bla bla bla.. and voila!

Yang dicoba dengan wine:
- 7zip - I have problem with extracting .rar and I'm not interested in resolving it. 7Zip, s/w yang berjalan di Windows sudah sering kupakai, dan kurasa jadi hal bagus buat kucoba.

- CDisplay - buat baca komik :p

- MS Office 2000... Bukan buat ngetik.. sekedar mencoba. Install MS Office XP gagal, tapi MS Office 2000 berhasil.

- DX-Ball - game freeware... berhasil.. (cuma kok lambat yah? :( )

- NeoRageX - emulator buat game2 NeoGeo ini, sayangnya gagal dicoba saat di Wine.. Padahal aku suka beberapa game-nya (seperti Last Blade, Samurai Showdown, KOF, Metal Slug)


4. Menginstall Blender
Kalau Ubuntu punya Blender secara default, Kuliax tidak punya. Unduh dari situs resmi, gagal.. lagi-lagi dependency hell.

Setelah melihat bahwa Kambing memiliki Blender, aku memutuskan, kenapa tidak saatnya mencoba menginstal macam2 lewat kambing. Yang akhirnya menjadi point kelima

5. Menginstall program2 lain
Yang berhasil:
1. Blender
2. Freeglut

Yang gagal (alias belum berhasil):
QT.

Selain itu,
tadi sempat mengalami problem, tidak bisa masuk ke Kuliax, ada filesystem error atau semacam itu (lupa pesan errornya). Sempat panik, back-up data dari /dev/hda6 dan /dev/hda7 ke harddisk portable (dengan kubuntu.. dan itu juga burning di lab, pakai komputernya Pras'06). Mencoba mount /dev/hda1 berkali-kali tetapi selalu gagal.

Yang kulakukan,
ganti harddisk (I have three harddisk for my laptop.. One for WindowsXP, one for Kuliax, and one for Ubuntu Studio Edition) Ubuntu Studio Edition, burning kuliax. Dan setelah itu, kembali pasang harddisk berisi kuliax, boot dengan Kuliax LiveCD, dan...

ternyata, partisi Kuliax gue adalah /dev/hda2!! bukan /dev/hda1.. Konyol banget sih.
Trus cuma utak-atik Grub (ngasal mode=ON), kembali berjalan seperti semula.


Target Selanjutnya:
Perjalanan buat melepas kecanduanku pada MS Windows masih lama. Setidaknya, selama seminggu ini, aku tidak balik ke MS Windows sama sekali. Well.. actually, I did once, tapi itu cuma buat menyalin file yang ada di harddisk windows.

yang akan kucoba..
1. nge-print....
dari kemarin belum kucoba. Pertanyaannya adalah pakai printer mana yah?

2. nge-burn CD...
Aku baru menyadari setelah tadi pakai Ubuntu Studio Edition. Ternyata di Kuliax tidak ada s/w buat burning CD.. Atau ada?

3. menginstal kuliax di harddisk yang lain..
Jujur aja, harddisk yang kupakai untuk kuliax terlalu kecil. Sebenarnya gak kecil sih.. Cuma setelah gue mengunduh bermacam2 e-book dari server sebelah, rasanya kok jadi kecil yah? :p

Mungkin gak yah, memindahkan ke harddisk lain, tanpa harus install ulang? Semacam diskcloning gitu..


Dan jujur saja, setelah mencoba Kubuntu LiveCD.. rasanya, Kuliax lebih ringan di laptopku. Entah bagaimana dengan Ubuntu... tapi kayaknya gue tetap stay di Kuliax. Rasanya, udah gak zaman gue pindah-pindah distro. Apalagi ternyata kalau instal2 gitu, gue tetap bisa pakai paket buat debian.



update:
dari tiga target, tinggal target pertama yang belum kesampaian...
Lihat posting tentang dd yang kubuat beberapa jam setelah artikel ini.


update kedua:
target pertama akhirnya terpenuhi. Aku berhasil menginstall printer HP Laserjet 1000 pada kuliax. Lihat postingnya di artikel 'printer hp laserjet 1000 pada kuliax'

5 comments:

Unknown said...

enak kali make mplayer.. tinggal nulis2 dikit gak perlu klak klik :P mostly cuma perlu tau "mplayer apalah.avi" atau "mplayer dvd://"

tuk mau maju mundur tinggal pencet kiri kanan, atas bawah, atau pgup pgdn. subtitle pencet j, onscreen display pencet o, pause pencet spasi. Kayanya itu tombol2 yg sering gw pake deh..

untuk ngeburn, gw suka pake k3b. Interfacenya cukup. Gak terlalu minimalis gak terlalu kompleks.

Anonymous said...

@fajran
k3b, apaan tuh?? :P Gw mah sekarang pakenya disk utility hi3x Tapi gak bisa multisession :(

~syn

Anonymous said...

@fajran:
Kuliax ternyata ada k3b...
Postingan ku setelah artikel ini (mengenai dd) kan ada yang membandingkan antara K3B dengan dd dalam hal membuat image CD.

Tapi iya sih.. setuju.
Interface-nya cukup.


Btw,
aku belum hapal perintah2nya mplayer. Masak, tiap kali mau nonton, aku harus buka console lain terus man mplayer (eh.. terakhir kali, ternyata cukup mplayer --help). Hihihi

@syn:
disk utility apalagi yah?
Kayaknya zaman dulu pernah nemu cd-authoring yang text-based deh.. apa yah? cdrecord? cdrtools?

Unknown said...

Disk Utility itu nama aplikasi di Mac OS X yang bisa dipake tuk ngeburn ISO. Bukan begitu syn?

Akhmad Fathonih said...

dejavu kunderemp id-gmail ..

soal mplayer, dulunya aku malah lebih dulu berkenalan dengan ffmpeg .. tapi, akhirnya -- karena suatu hal yang tidak bisa dilakkan lewat ffplay -- mplayer menjadi default.

Tips buat yang malas baca man:
- -subtitle-autoscale 1 = buat subtitle terskala berdasar height. Berguna waktu nonton Tonari no Totoro ;)
- -aid x = dimana x adalah nomor dari 0. Play dengan audio stream nomor x. Kadang ada file yang punya multi audio stream semacam hasil rip DVD. Informasi audio stream bisa dilihat di konsol pada saat mplayer mulai berjalan

Tipsnya ada di man, berhubung mannya panjang, cara komen seperti ini mungkin lebih banyak keinget ;)