Saturday, March 15, 2008

[Pratayang] akankah "Drop Out" bisa menyusul "Jomblo"?



Dalam beberapa aspek, novel Drop Out yang ditulis Arry Risaf Arisandi memiliki beberapa kemiripan dengan Jomblo yang ditulis oleh Adhitya Mulya, di antaranya

1. nyokap gue kagak ngerti joke2 yang ada di kedua novel tersebut
2. bertema tentang kehidupan mahasiswa
3. yang juga punya masalah Cinta

Bedanya,
1. novel Jomblo berfokus pada empat cowok sementara Drop Out berkisah pada satu cowok bernama Jemi

2. Jomblo tidak terlalu mengisahkan nasib studi mereka di kampus ( kecuali sinetronnya ) sementara Drop Out justru fokus pada masalah kuliah menyebalkan

3. Jomblo tidak bercerita tentang interaksi tokohnya dengan keluarga mereka, sementara, Drop Out mengisahkan keluarga Jemi yang tidak kalah sintingnya (dan bikin kita tahu kenapa Jemi begitu bodoh).

Setidaknya, dari ide awal, Drop Out punya peluang sama.
Tetapi perkembangan adaptasinya, menyebabkan peluang adaptasi Drop Out menjadi turun bila dibandingkan pendahulunya, di antara lain:


1. Sutradara yang tidak diketahui mutunya
Sutradara film Drop Out, Winaldha E. Melalatoa baru menggarap (sejauh mencari di google) satu film, yakni Petualangan 100 Jam (yang tidak terlalu terdengar -- yup bintangnya Joshua) dan sisanya adalah sinetron. Bandingkan dengan Hanung, yang saat itu memang juga baru sedikit, Brownies dan Catatan Akhir Sekolah namun keduanya mendapat pujian. Brownies mendapat FFI sementara banyak kritikus memuji eksperimen di adegan awal CAS.

2. Kesetiaan Pada Novel
Hanung mengubah beberapa aspek cerita Jomblo, tetapi secara keseluruhan, ia setia dan beberapa perubahannya membuatnya tampak lebih baik (baca: lebih tidak kontroversial :p ).

Pengubahan radikal pada novel selalu mengundang kontroversi, misalnya, di film terbaru Hanung, Ayat-Ayat Cinta, karakter Fahri yang berbeda mengundang protes dari beberapa pencinta novelnya, namun alasan kuat Hanung mampu mengundang beberapa pembela. Sementara di film Drop Out, tampaknya akan ada perubahan radikal misalnya,
Dr. M berusaha memperkosa koleganya, Lea (dan cerita ini tidak ada di dalam novelnya)

Teman-teman Jamie yang cabul, bahkan Jamie sendiri bikin buku teori tentang you-know..
Saya yakin, bagian cerita tersebut pasti ditambahkan demi menambah kelucuan namun saya tidak yakin apakah bisa melihat letak lucunya.

3. Nama "Punjabi"
Nama ini adalah nama paling mengerikan di jagat perfilman dan persinetronan Indonesia. Bahkan nama ini sempat membuat beberapa kawan-kawan saya ragu-ragu untuk menonton Ayat-Ayat Cinta. Untunglah, biar dikekang bagaimanapun oleh keinginan sinting Dhamoo dan Manoj Punjabi, Hanung tetaplah seorang Hanung seperti halnya Joko Anwar tetaplah Joko Anwar. Apalagi MD punya kelebihan dalam membuat lokasi syuting (dan itu sebabnya mereka layak dapat piala untuk Artistik di FFI tahun lalu).

Kabar buruknya, yang memproduksi "Drop Out" bukanlah Dhamoo dan Manoj, melainkan, Raam Punjabi..! Hanung saja cukup susah berdebat dengan Dhamoo dan Manoj untuk Ayat-Ayat Cinta, maka wajar pula bila kita meragukan kemampuan sutradara tak ternama ini dalam mempertahankan kualitasnya melawan keinginan produser yang namanya sudah tidak perlu disebut lagi dan cukup diwakilkan dengan istilah "YOU-KNOW-WHO".

4. Poster Yang Buruk
Karakter Lea adalah karakter dosen muda yang idealis ... well.. bukan idealis sih (karena dia ngincar duit dengan bikin diktat :p ) tetapi serius. Cantik, iyah.. seksi? Aku gak yakin. Dan posternya menggambarkan Titi Kamal (yang memerankan Lea) dengan pose yang aduhai! Selain itu, posternya terlalu mirip dengan poster film-film remaja lainnya.


Sebenarnya,
kalau mau serius, adaptasi novel ini bisa lebih baik daripada Jomblo. Selain masalah cinta, novel ini menyindir hal-hal seperti 'status mahasiswa yang ternyata bukan jaminan kecerdasan', tempat kost yang ngaco yang meruntuhkan motivasi belajar, keluarga yang tidak supportif terhadap studi, dosen yang tidak segan-segan menjual nilai.

Sayangnya,
pembuat film ini tampaknya CUMA PENGEN JADI PENGEKOR "Jomblo". Oh.. Ralat... lebih buruk dari itu, mereka cuma pengen jadi pengekor komedi seperti QUICKIE EXPRESS, XL, KAWIN KONTRAK. Please dong ah!

UPDATE:
Udah lihat trailernya dan gak ada satupun adegan yang mengingatkanku pada novelnya kecuali si dosen muda nyeletuk betapa bodohnya tokoh utama. Dan gue benar-benar pangling. Udah kampusnya tidak mirip kampus (bahkan sekolah SMU aja lebih bagus), trus Titi Kamal sama sekali tidak mirip dosen. Dan aaaaarrrghhhh.... Gue Benci! Benci! Benci~!



PS:
Novel ini adalah salah satu dari sekian banyak novel yang menemaniku saat aku sedang putus asa tahun lalu.

Situs-situs lain yang menemaniku untuk menulis artikel ini:

Novelnya
http://sinarbulan.multiply.com/journal/item/107/Resensi_Novel_Drop_Out
http://bintangjatuh.com/2007/01/drop_out.html

Filmnya
http://indrax.wordpress.com/2008/03/14/do-drop-out/
http://www.detikhot.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/03/tgl/14/time/173457/idnews/908600/idkanal/229
http://www.detikhot.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/03/tgl/14/time/182303/idnews/908623/idkanal/229
http://forum.kafegaul.com/archive/index.php/t-173841.html

Tentang Perpecahan Keluarga Punjabi
http://www.bintang-indonesia.com/contentd.php?pcid=1582

0 comments: