Thursday, July 10, 2008

Phineas Page dan karakter fiktif Harvey Dent (Two-face)

Tulisan ini dibuat untuk menyambut film The Dark Knight yang akan memiliki karakter Two-Face di dalamnya

Pada 13 September 1848, Phineas Gage, buruh pekerja kereta api mengalami kecelakaan. Kepalanya tertusuk batang besi akibat ledakan. Yang menjadi peristiwanya unik adalah ia ternyata masih hidup. Lebih unik lagi, ia mengalami perubahan sifat, menjadi lebih ganas, egois, pemarah, hingga tidak bisa dikenali oleh kawan-kawannya.

Salah satu penjelasan ilmiah dari perubahan sifat Phineas Gage adalah kecelakaan tersebut melukai frontal-lobe dari otaknya yang diduga (hingga kini) sebagai bagian dari otak yang membedakan kita dengan hewan, bahkan hewan cerdas seperti primata. Bagian otak ini diduga menyebabkan manusia mampu memikirkan efek dari segala tindakan yang dilakukannya saat ini. Dengan kata lain, kalau mempercayai paham semacam Deontology atau Utilitarianisme, bagian ini yang membuat manusia bisa memilih tindakan baik atau buruk, jahat atau amal baik.


Dalam dunia komik Batman, dikenal tokoh Harvey Dent atau lebih sering disebut sebagai Two-Face yang memiliki gejala Multiply-Personality Disorder(MPD)/ kepribadian ganda. Harvey Dent sendiri, tadinya adalah seorang jaksa yang memiliki integritas tinggi, sekutu Batman dan Komisaris Gordon. Dijuluki Apollo karena wajah tampannya dan dijuluki White Knight di interpretasi filmnya karena keberaniannya menjalankan tugas sebagai Jaksa, Harvey Dent mengalami perubahan drastis setelah sebagian wajahnya rusak.

Dalam beberapa kisah komik, digambarkan ia mengikuti sejumlah operasi perbaikan wajah namun akhirnya sifat jahatnya kembali muncul dan merusak wajahnya sendiri.

Di versi film, konon Two-face tidak akan berubah menjadi penjahat seperti halnya di komik tetapi tetap sebagai sosok pelanggar hukum yang berani melewati batas yang tidak akan dilewati oleh Bruce Wayne. Ia akan berubah dari sosok yang patuh hukum menjadi sosok yang tidak perduli pada aturan.


Sekarang,
sebuah pertanyaan sederhana.
Bila ada seorang anak yang masa kecilnya penuh dengan kekerasan di mana kepalanya dibenturkan ke keran, ke dinding, ke pintu mobil, dihajar di bagian kepala dan sang ayah membela diri "selama bukan memukul bagian belakang kepala, tidak akan membuat buta", seperti apakah sang anak saat dewasa? Apakah ia akan mengalami gangguan emosi akut? Akankah ia menjadi pemarah dan tidak bisa menahan diri? Ataukah ia mengalami ketidakseimbangan kimiawi otak sehingga sang anak mengalami beberapa gangguan seperti ayan, narkolepsi, dan sindrom Tourette?


Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Phineas_Gage
http://en.wikipedia.org/wiki/Frontal_lobe_injury
http://en.wikipedia.org/wiki/Frontal_lobe
http://en.wikipedia.org/wiki/Two-Face

3 comments:

utaminingtyazzzz said...

menarik.

salah satu episode Grey's Anatomy menceritakan seorang ayah yang berpembawaan ceria dan menyenangkan harus mendapatkan operasi syaraf. sayangnya, setelah operasi dia menjadi sosok yang berbeda. sangat emosional. anak-anaknya yang masih kecil menuntut sang dokter untuk mengembalikan ayah mereka. setelah itu dilakukan operasi lagi dan ayah mereka kembali.

di dunia nyata mungkin tidak semudah itu. ada titik-titik tertentu yang memang mungkin menyebabkan temperamen seseorang berubah.

akokow said...

di salah satu episode House digambarkan orang yang memang memiliki penyakit yang menyebabkan dia marah-marah terus...

Dia dipenjara meskipun mungkin itu gara-gara penyakitnya..

kenapa? karena menurut House, ada banyak orang yang menderita penyakit seperti dia namun masih bisa mengontrolnya...

Kontrol kalau lepas udah deh..ke mana2

Anonymous said...

akan ada banyak misteri yang bakal terjawab di film The Dark Knight nanti. terus terang, Batman Begins kurang bikin gue berselerea karena lebih banyak menyorot ke sisi batman. meski gue suka dialog dia dan gordon di akhir film.

sedangkan di TDK itu lebih seperti Joker begins. jadi kelihatan polemik musuh dan jagoan ala batman (mudah2an)