Tuesday, November 09, 2010

film The Social Network

Pertama, ini bukan fiksi berdasarkan kisah nyata. Artinya, yang akurat ada, yang fiksi ada.

Jujur aja, sebagai pengguna GNU/Linux, gue suka tampilan-tampilan X-Windows dan kelak di adegan akhir, tampilan KDE di film ini.

Oke, gw belum pernah melihat video Mark Zukenberg berpidato. Tetapi di menit pertama Jesse Eisenberg (yang jadi Mark) muncul, dengan ucapannya yang serba cepat (dan gue nonton bajakan dengan kualitas bagus -- buat preview di sebuah tempat? ada watermarking Columbia pictures -- tanpa subtitle), gue dan istri gue langsung punya pikiran sama, "buset.. nerd banget nih orang".

Bagian awal agak membingungkan sampai akhirnya kami menyadari filmnya berstruktur flash-back. Jadi si Mark, dituntut secara terpisah oleh si kembar Winklevoss dan sahabatnya, Eduardo Saverin tentang hak cipta dan saham. Dan dari dua pemeriksaan tersebut, kita dibawa ke awal penciptaan facebook.

Jujur saja, sebagai pengguna friendster, myspace, multiply, facebook, dan juga sebagai programmer (dan punya kawan yang pernah iseng bikin aplikasi kecil di facebook), film ini gagal memberitahu apa bedanya facebook dengan jejaring sosial lain seperti friendster, myspace, dll. Satu-satunya dialog .. maaf.. monolog yang berhasil memberitahu perbedaan adalah ketika Sean Parker berbicara kepada kawan-kawannya.

Yang agak bikin resah adalah, di salah satu adegan, tampak programmer-programmer jadi sekrup-sekrup kapitalis sementara si bos (Sean, bukan Mark) berpesta2 sambil sekali-kali menengok, "do your work". Jujur aja, kalau situasi kerja facebook seperti itu, niscaya sudah hancur dari dulu.

Tapi sebagai film, jujur aja, film ini menarik. Walaupun memiliki stereotype bahwa geek itu anti sosial (no, we are not... ), tetapi penggambaran bagaimana sebuah bisnis berkembang, bagaimana perbedaan visi bisa membuat dua sahabat berpisah itu cukup menarik.


Untuk yang ingin tahu kasus sebenarnya, bisa lihat di wiki:
http://en.wikipedia.org/wiki/Divya_Narendra#Mark_Zuckerberg



Ngomong2, Justin Timberlake bermain bagus sebagai pendiri Napster.

3 comments:

Cynthia said...

yes, we are anti-social :P well, gak anti2 banget sih, cuma bisa dibilang kita ini bukan tipe2 yang bisa hang-out tanpa tujuan.. daripada hang-out tanpa tujuan lebih baik hang-out sambil nge-dota atau nge-kohan :))

jpmrblood said...

@ajay:
Don't lump me with you. I'm just immortal, not anti social. I just love to not being bugged... :P

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

nice post.... visit back