Monday, August 17, 2015

Batara Surya, Dewi Durga, dan Fusion Wisnu-Syiwa

Kemarin, saya dan keluarga pergi mengunjungi Museum Nasional. Setelah penat, kami beristirahat di taman patung. Dan saya baru menyadari kisah-kisah baru yang tak pernah saya dengar sebelumnya.


BATARA SURYA DAN KERETA KUDANYA


 Saya mengenal Batara Surya hanya dari dua cerita yakni cerita tentang Adipati Karna yang menjadi Raja Awangga dan kisah Anoman yang marah karena bulunya putih (dan saya percaya kisah terakhir tidak ada di versi India :P)
Nah, yang belum pernah saya dengar adalah, ternyata, seperti rekan-rekan sejawatnya, Helios dari Mitologi Yunani dan Ra dari Mitologi Mesir, Batara Surya di Indonesia pun digambarkan memiliki kereta kuda. Kereta kudanya ditarik oleh tujuh ekor kuda.









DEWI DURGA MEMBUNUH KERBAU TITISAN RAKSASA
Dulu di cerita-cerita versi komik RA Kosasih, Dewi Durga selalu digambarkan sebagai ratu raksasa yang menguasai hutan yang penuh raksasa-raksasa kejam.

Tentu saja saya tahu bahwa Durga tidak selalu digambarkan demikian oleh orang Indonesia. Saya pernah liat patung Durga yang menampilkannya sebagai wanita normal alias bukan raksesi.

Nah tapi saya baru menyadari bahwa bukan sekedar tidak ditampilkan sebagai raksesi tetapi masa lalu Durga juga digambarkan membunuh raksasa yang menjelma sebagai Kerbau. Kisahnya disebut sebagai Durga Mahisasuramardini. Digambarkan, Durga memiliki delapan tangan dan berdiri di atas kerbau sambil menjambak raksasa.

Kisahnya sendiri tampaknya cukup populer, terbukti dari banyaknya variasi patung dari kisah ini.


PENYATUAN DUA DEWA UTAMA
Saya tahu di India sana ada versi kisah di mana ketika ada musuh yang sangat dahsyat, tiga dewa utama yakni Syiwa, Wisnu, dan Brahma bersatu menjelma menjadi Iswara.

Ternyata di Indonesia pun juga ada. Arcanya disebut Harihara. Dikisahkan sosok Harihara ini adalah ketika Wisnu dan Siwa bersatu.

Di arca, sosok yang besar adalah sosok pasca penyatuan (digambarkan memegang teratai dan juga gada) sementara dua sosok kecil di samping adalah sosok sebelum penyatuan.










Salah satu teori menyatakan bahwa Harihara ini tak lain adalah simbol dari raja pertama Majapahit, Kertarajasa Jayawardhana. Bila iya, saya justru penasaran mengapa ia disimbolkan sebagai hasil penyatuan dua dewa?


Demikianlah, hasil pengamatan sepintas yang saya lakukan saat rehat sejenak pasca jalan-jalan di museum.

0 comments: