Sunday, March 17, 2019

Laporan Pandangan Mata acara Patungan Rakyat oleh Partai Solidaritas Indonesia, 16 Maret 2019



Jadi, semalam, saya menjadi "tamu" caleg Permaswari Wardani (DPRD Jakarta Dapil 7) untuk acara Patungan Rakyat. Saya melihat jadwal acara ini dari dinding media sosialnya. Meihat bahwa ini kesempatan untuk bertemu caleg-caleg PSI, maka saya pun tertarik menjadi "tamu".

Untuk menjadi "tamu" maka saya diwajibkan menyumbang. Pertama-tama, saya dialihkan ke website mereka, https://patungan.jakarta.psi.id/. Setelah mengisi sejumlah data, saya diberi pilihan metode pembayaran. Setelah memilih metode pembayaran, melalui surel, saya diberitahu nomor Virtual Account tujuan saya harus membayar patungan tersebut.

Saya sangka urusan sudah selesai itu dan di hari-H tinggal bawa badan. Ternyata di hari-H, saat pendaftaran ulang, saya diberikan form yang harus menyatakan bahwa saya tidak dalam keadaan menunggak pajak, dalam keadaan pailit, sumber dana tidak berasal dari tindakan pidana, dan sumbangan tidak bersifat mengikat. Sementara saya memuji hal ini, tentu saja muncul pertanyaan di kepala.

Sementara itu, berikut adalah cuplikan-cuplikan dialog antara PSI (diwakili oleh Michael Victor SianiparRian Ernest, dan Tsamara Amany Alatas) dengan para "tamu".

Ternyata, ini bukan acara penggalangan dana yang pertama. Michael Sianipar, ketua DPW PSI Jakarta mengatakan mereka sudah melakukan ini beberapa kali (bila tidak salah dua tahun) dan menyebut jumlah dana yang mereka kumpulkan beserta jumlah donatur. Michael dengan percaya diri mengatakan bahwa semua dana yang didapat bisa dipertanggung jawabkan karena mereka meminta penyumbang dana untuk mengisi form yang ternyata sesuai dengan form KPU (baru saya cek usai sampai di rumah, ternyata form yang harus ditandatangani penyumbang itu identik dengan contoh form di PKPU no 29 tahun 2018).

Michael bercerita bahwa ia sebenarnya sempat menjadi caleg dari Gerindra ketika Basuki T Purnama masih di Gerindra namun gagal. Ketika tahun 2017, ia melihat bahwa Indonesia tak bisa tergantung pada satu orang saja. Seorang hebat bisa muncul tetapi akan mudah hilang, entah 20 tahun, entah 30 tahun. Jadilah ia punya keinginan untuk memunculkan seseorang. Jadi ia fokus membesarkan PSI.

Michael juga mengatakan visi PSI lebih besar daripada sekedar satu institusi politik. Kader-kader PSI juga membantu menyebarkan pengetahuan di sejumlah pemda. Michael sendiri juga sempat membantu provinsi yang daerahnya dikuasai oleh PKS tetapi ia tak peduli selama bisa membuat standar yang lebih baik. Michael sendiri bercerita bagaimana kawan-kawannya percaya pada perjuangannya sehingga rela menyumbang dalam jumlah fantastis walau dalam kesusahan.

Ditanya mengenai menjaga idealisme, Tsamara mengatakan bahwa PSI mewajibkan caleg-calegnya tandatangan kontrak. Nantinya juga akan ada laporan aktivitas mereka sehingga mereka harus terbuka. Kelak juga akan ada review sehingga caleg yang kinerja buruk harus siap dipecat.

Tsamara juga bercerita bahwa mereka juga berniat menimbulkan "disrupsi" dalam parlemen, meningkatkan standar. Mereka berniat merevisi peraturan-peraturan yang terlalu mempermudah kunjungan kerja. Mereka juga berniat melakukan bersih-bersih DPR, misalnya menjadi mitra KPK jika mencium ketidakberesan. Mereka juga berniat membuat peraturan pembatasan transaksi tunai.

Rian bercerita, bahwa selama kampanye, ternyata aksinya cukup membuat partai saingan gerah dan meminta kader mereka untuk tidak kalah aktif. Menurutnya, adalah hal bagus kalau partai lain panas dan mencoba untuk tidak kalah, artinya PSI sudah berhasil "disrupt" dan menetapkan standar baru. Mereka ingin menetapkan standar baru di parlemen seperti Basuki membuat standar baru bagi gubernur setelahnya.

Ketika ditanya apakah kawan yang menyumbang dalam jumlah fantastis juga mengisi form KPU, Michael mengatakan bahwa ia justru berani bercerita karena temannya sudah mengisi form tersebut. Jika seandainya temannya menyumbang tetapi tidak mau tandatangan, maka mereka terpaksa harus menyerahkan uang tersebut ke negara. Selain itu, Michael mengatakan bahwa mereka selalu berupaya mengarahkan sumbangan melalui web, agar benar-benar masuk ke rekening PSI. Selain itu, Michael mengatakan bahwa temannya mau menyumbang karena ia tahu Michael tidak akan terbeli dengan sumbangan tersebut.

Ditanya apakah PSI sebagai pengusung Joko Widodo berani mengritiknya seandainya beliau terpilih kembali, Tsamara mengatakan bahwa PSI sebenarnya sudah melakukan kritik selama ini. Misalnya PSI kemarin sempat mengritik penangkapan Robertus Robert. PSI juga pernah mengritik pengangkatan perwira aktif polisi sebagai plt gubernur.

Selain kritik kepada Joko Widodo, PSI juga mengritik kebijakan diskriminatif. Misalnya, ungkap Tsamara, PSI berniat mencabut SKB 3 menteri yang mereka nilai menghambat pendirian rumah ibadat.

"Memang dari luar, selama ini yang kami lakukan adalah perang wacana, " Tsamara menjelaskan, "tetapi seandainya nanti kami terpilih dan masuk parlemen, membahas kebijakan bersama menteri, kami akan tancap gas. Kami akan mendukung pemerintah dengan memastikan pemerintah berada right-on-track".

"Jangankan partai sesama koalisi, kami akan lawan teman kami jika mereka tidak adil kepada masyarakat," tegas Tsamara.

PS: Laporan ini acak-acakkan karena saya tidak bawa perekam dan murni hanya dari catatan di notes digital (ponsel)

0 comments: