Monday, June 25, 2007

kondefest 2007 [Foto]

Kondefest itu singkatan dari apa yah? Aku melihat iklannya di majalah Wizard (yang ada gambar Jessica Alba sebagai Susan Storm. Katanya sih, tentang komik Indonesia satu dekade terakhir.

Pameran ini diadakan di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol dari tanggal 22 Juni kemarin (ultah Jakarta Euy) hingga 1 Juli yang akan datang.

Suasana

Suasana di Pasar Seni sepi dan tidak ada tanda-tanda ada pameran. Jadi tempat parkir Pasar Seni tergolong sepi (padahal pengunjung Ancol banyak banget dan sampai macet.

Sayang sekali....

Letak pameran ada di tengah-tengah, di dekat panggung. Trus ada kampanye-nya Fauzi Bowo, tetapi kayaknya itu bukan bagian dari pameran deh.

Selain ada pula musik (ada bass violin, biola, gitar) dan kebetulan ada bule gila yang joget-joget mendengarkan lagunya.. hihihihi



















Galeri
Pameran sesungguhnya, ada di dalam galeri Pasar Seni. Di bagian depan, kita di sambut taman bacaan berisi komik-komik produksi dalam negeri yang pernah terbit, baik independent (baca: underground) maupun penerbit lumayan seperti M & C dan Mizan. Sayang sekali, di bagian stand yang menjual komik-komik Indonesia, tidak ada yang menjual komik2 yang ada di pameran kecuali beberapa terbitan terakhir seperti Laba-laba merah dan Ganes TH (eh.. ada komiknya RA Kosasih deh)












Nah, yang di bawah ini adalah poster dari komik-komik produksi dalam negeri yang digarap cukup serius yang pernah terbit di Indonesia.











































































Alakazam
Jujur saja, aku suka komik ini. Agak-agak mengingatkanku dengan Lord of The Rings. Tapi sayang, kuliahku ke Australia membuatku terputus. Tetapi ternyata katanya memang tanggapan pasar sepi dan proyeknya harus dihentikan.

Komik ini dahulu terbitan M&C

Amien Rais
Ini dahulu komik yang terbit sekitar tahun 1999. Dahulu saat aku beli, keesokan harinya langsung kubawa ke sekolah dan aku serta kawan-kawan langsung mencoba mencari-cari kesalahan, terutama yang berkaitan dengan urutan peristiwa krisis moneter dan reformasi itu sendiri.

Kita menemukan beberapa kesalahan dari komik ini lho.... :p


Dua Warna
Komik ini dahulu diterbitkan bersamaan dengan komik Alakazam. Tetapi sejujurnya, aku lebih suka komik Alakazam, karena komik ini mungkin agak-agak terlalu sinetron tokoh-tokohnya.

Sayang, komik ini juga mengalami nasib yang sama dengan Alakazam.

Gibug dan Oncom
Keterangan komik ini ada di majalah Wizard bulan lalu. Eh.. bulan lalu atau bukan yah? Pengen baca... katanya terbit online yah?

Gina
Komik ini gampang didapatkan di Gramedia. Berbeda dengan komik-komik komikus senior yang biasanya diterbitkan ulang, untuk Gina, Gerdi WK melanjutkan cerita, atau lebih tepatnya membuat versi baru.

BTW, aku minta tanda tangannya Pak Gerdi :p

Zunturgen
Tokoh ini memiliki kekuatan mirip The Flash. Sayang aku agak gak begitu suka dengan ceritanya. Apalagi asal-usul kekuatannya agak-agak mistis.

Ini bukan karena buatan Indonesia, karena jujur saja, komik-komik barat pun, kalau udah berkaitan dengan mistis, aku gak begitu suka.

Setahuku, komiknya sudah terbit dua jilid kecil (jadi ingat komik2 awal Bajingloncat seperti Amoeba dan Katalis).


Jakarta 2039
Komik ini kalau gak salah ingat dari cerpennya Seno Gumira Ajidarma. Kisahnya tentang seorang perempuan yatim piatu di masa depan yang menemukan kenyataan bahwa ayahnya adalah salah satu jahanam pada kerusuhan Mei 1998. Cukup menarik.

Jangan Takut
Belum pernah baca... judul saja.
Tapi judulnya menarik.

Kabayan dan Iteung
Buatannya Pak Gerdi (yang bikin komik Gina) tetapi aku belum pernah membacanya.

Kakek Bejo
Majalah Wizard pernah menampilkan profil tentang kakek norak. Aku sendiri belum pernah menemukan komiknya.

Kasus Pertama
Belum pernah baca.. Ada yang pernah baca gak? Kayaknya menarik neh..


Kecoa
Jujur saja. Ini komik Indonesia TERBAIK YANG PERNAH KUBACA dan seingatku komik ini pernah menang penghargaan. Jika tidak salah ingat, yang menerbitkan adalah Balai Pustaka (yups.. Balai Pustaka yang menerbitkan Siti Noerbaja)

Kisahnya tentang seorang pengecut yang takut kecoak dan kemudian terjebak di medan perang. Namun akhirnya menjelma menjadi sosok yang tidak disangka-sangka kawannya.

Sayangnya, terbitan yang kudapatkan saat itu, halamannya tidak urut dan aku harus membolak-balik halaman hingga mengerti ceritanya.


Lagak Jakarta
Wah gak perlu disebut lagi soal ini. Salah satu SERIAL KOMIK TERBAIK. Dan kapan yah ada orang yang bersedia menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris? Lumayan lho buat promosi.

Siapa tahu bisa seperti Marjanne Satrapi yang sudah mengglobal.

Malaikat Pedang Buntung
Aku belum pernah lihat komik dalam bentuk jilid tetapi aku melihat cerita ini dari majalah Sequeen. Yah.. standar untuk komik Indonesia.

Mat Jagung
Karakter Mat Jagung pernah muncul di majalah Wizard. Aku sendiri belum pernah baca langsung komiknya bahkan aku baru tahu ada komik ini dari majalah Wizard.

Mereka yang Mengungsi
Belum pernah menemukan komik ini, tetapi kayaknya menarik. Tentang pengungsi kerusuhan atau keributan di daerah atau tentang perselisihan hukum adat.

Mutiara Al-Ghazali
Wah, ini komik yang berkali-kali dicontek oleh mading SMU-ku. Dan aku beberapa kali melihat terbitan komik ini. Mizan tergolong sukses tentang komik ini.

Eh.. ini terbitan Mizan, kan?

Sepakbolaria
Gak perlu disebut soal ini. Yang pernah baca Tabloid Bola pasti pernah baca komik ini. Eh.. masih ada komiknya di tabloid tersebut, kan?

Zantoro
Komik ini terbit bersamaan dengan Gunturgen. Dan sejujurnya aku lebih suka Zantoro daripada Gunturgen karena digarap lebih bagus.

Kisahnya tentang pendekar misterius yang menggemparkan dunia hitam Jakarta. Hingga saat ini belum terungkap siapakah ia sebenarnya.
JamFest
Ide Jamfest hampir sama seperti yang dahulu pernah kulakukan dengan anak-anak KI 2007 di lab.

Intinya, para komikus membuat komik (ada 4 cerita) yang bersambung dari komikus yang satu ke komikus yang lain. Masing-masing komikus hanya berhak menggambar satu panel dalam satu komik.



































Andong
Kisah Andong tidak begitu jelas. Tampaknya karena agak-agak kurang ide akhirnya konyol-konyolan seperti Andong balap atau nasib andong yang terlupakan. Apalagi di bagian akhirnya, ternyata hanya mimpi.. bleeeeh...
























Bajaj
Waktu pertama kali aku melihat panel bajaj digambar dan belum selesai, aku hampir tersenyum melihat gambar bajaj yang aneh dan berpikir, memangnya bajaj seperti itu? Bajaj masa depan kali yah?

Eh ternyata, memang akhirnya bercerita tentang bajaj tahun 2050 yang ada roket (dan tetap ada mikrolet yang juga ada roketnya. Endingnya cukup lucu, menampilkan.....

SUTIYOSO.. huahahahahaha

Trus Gina karya Pak Gerdi nongol di situ hihihihihi....


































Ondel-Ondel
Aku gak begitu jelas melihat cerita ondel-ondel. Awal-awalnya sih kayaknya menjelaskan ondel2 itu apa, lalu di bagian akhir tampak seperti humor gak jelas begitu.


























Botol
Botol hanya bercerita tentang... botol. Dari tempat minuman, tempat menyimpan jin, bahkan ada yang cerita tentang tugas menggambar botol.. Weleh..

Pak Gerdi malah agak-agak saru, menampilkan wanita seksi yang, yah.. begitu lah.

Namun akhir ceritanya cukup menarik, ditutup dengan adegan pemulung.





















Pernak-pernik
Nah ini adalah pernak-pernik yang ada di pameran tersebut. Aku mendapatkan tanda tangan Pak Gerdi (dan langsung ku-stapler di komiknya) dan cangkir komik Gina.

Sayang sekali, kaos dan posternya hanya untuk komikus.
Dijual dong, Mas.. mbak... Keren sih..














Kritik
Pertama, kenapa letaknya di Ancol? Sukar terjangkau dari mana-mana. Coba jika seandainya di TIM, pasti mudah terjangkau oleh angkutan umum.

Kedua, kenapa kurang promosi? Seandainya aku tidak membeli majalah Wizard, niscaya aku tidak akan pernah tahu. Selain itu, di Ancol sendiri tidak ada spanduk atau promosi yang menyatakan bahwa di Pasar Seni ada pameran satu dekade terakhir komik Indonesia.

Ketiga, komik Indonesia yang dijual di situ terlalu sedikit. Padahal seharusnya kesempatan menjual komik-komik Indonesia kurang laku (seperti Alakazam atau Dua Warna), komik-komik underground, dan majalah-majalah komik Indonesia seperti Sequeen. Tetapi aku tidak melihat benda-benda seperti itu.. Ah..

Keempat, kenapa tidak ada poster berisi agenda acara?
Kebetulan hari Minggu kemarin saat aku datang bersama ibuku, sedang ada atraksi jamstreet menggambar komik estafet. Tetapi apa acara hari Senin ini? Apa acara hari Selasa Besok?
Dan bagaimana acara pada hari terakhir tanggal 1 Juli yang akan datang?

5 comments:

Anonymous said...

Iya nih, pamerannya asyik...sayang kurang promosi, jadi pengunjung banyak yang nggak tahu kegiatan tersebut, padahal pengunjung Acol membeludak.

Anjar Priandoyo said...

jauh dan promosinya kurang nih, paling engga dibandingin pameran komik di jogja -yang bahkan orang awam pun tahu ada pameran komik-

*hehehe, maklum biasa di kora kecil

Anonymous said...

dahulu sih, di zaman MKI (Masyarakat Komik Indonesia) lagi getol2nya, letaknya di TIM atau di galeri di Gambir. Trus aku dapat kabar dari kawan-kawan Skema (Sketsa Mahakam -- ekskul menggambar di SMUN 6 Jakarta) atau dari kawan-kawan Format (semacam Skema tetapi di SMUN 70 Jakarta)

Unknown said...

Kami di sana hanya 4 hari saja dikarenakan ada urusan lain yang mendesak!! pamerannya memang tergolong sepi tapi cukup asyik! apalagi waktu kedatangan bule yang minta dilukis ala si jampang...

drimtiyeter said...

Mas, saya lagi hunting komik sepakbolaria nya nunk..yang edisi pertama sampulnya warnanya ijo...bisa bagi2 info beli dimana yah kalo komik2 lama gitu...maksih ya..