Tuesday, November 11, 2008

[Fact Check] Bahasa Asing Para Bapak Bangsa menurut Rizal Ramli

Dikutip dari RM09.com

Dalam sebuah diskusi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (19/9), Rizal sempat mengungkapkan sikapnya dalam berbahasa. "Memang banyak yang mengritik saya, kenapa menggunakan Bahasa Inggris? Saya bilang itu sebuah sikap, bukan karena saya mau ke-inggris-inggris-an dan ke-amerika-amerika-an. Tapi saya justru ingin melanjutkan tradisi yang baik di Indonesia," ujar Rizal di hadapan mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta. "Lihatlah Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir. Baca pidatonya. Kalau dia pidato Bahasa Indonesianya bagus sekali, dia campur-campur dengan Bahasa Belanda, Bahasa Prancis, dan Bahasa Jerman. Itu menunjukkan kepercayaan dirinya. Siapa bilang Bung Karno tidak patriotis. Kalau dia mengutip Bahasa Prancis itu kan karena dia menganggap, dia percaya diri, Indonesia ini bagian dari dunia, dan Prancis itu salah satu bahasa internasional, karena itu dia pakai Bahasa Prancis," papar Rizal.

Pendapat tersebut ada benarnya tetapi lebih banyak salahnya.

Pertama, Bahasa Indonesia sedang dalam masa pertumbuhan dan banyak kata-kata dalam Bahasa Belanda yang belum tergantikan saat itu, seperti kata zonder (yang sekarang digantikan kata tanpa).

Kedua, kata-kata asing yang digunakan saat itupun hanya beberapa dan dicampur dengan kata-kata Indonesia sehingga tidak terlalu sukar ditangkap oleh rakyat.

Ketiga, untuk slogan ataupun judul tulisan atau pidato, para bapak bangsa mengusahakan dalam Bahasa Indonesia. Lihat saja judul-judul pidato Bung Karno atau kata-kata yang terkenal dari lidah beliau.


Keempat, Bahkan bila ada kata yang mungkin tidak dimengerti oleh rakyatnya, para Bapak Bangsa berusaha menjelaskannya. Lihatlah contoh pidato Bung Karno di Nawaksara

Karena itu maka saya terus, terus, terus selalu memohon kepada Allah S.W.T., agar saya diberi kesempatan untuk ikut menjalankan aku punya service of freedom ini. Tuhan yang menentukan. De mens wikt, God beslist; manusia bisa berkehendak macam-macam, Tuhan yang menentukan. Demikianpun saya selalu bersandarkan kepada keputusan Tuhan itu.


Jadi,
cobalah untuk memahami rakyat, apabila anda memang serius untuk menjadi presiden. Kenapa anda harus menggunakan "where there's a will, there is a way" di salah satu slogan anda bila bisa digantikan dengan "ada kemauan, ada jalan"? Frasa dalam Bahasa Indonesia bahkan lebih singkat daripada versi Bahasa Inggrisnya (alias lebih hemat tinta ^_^*! ).

0 comments: