Tuesday, February 08, 2011

Bapak Hakim MK yang Terhormat (soal kebebasan agama)

Saya bukan ahli hukum.
Tetapi coba lihat baik-baik UUD 1945, baik yang asli maupun versi amandemen.
Bandingkan pasal 28 dengan pasal 29.


Kebebasan berbicara memang dibatasi oleh Undang-Undang.
Kebebasan beragama tidak dibatasi.

ref: http://www.detiknews.com/read/2011/02/08/070702/1562189/10/hakim-konstitusi-kebebasan-berkeyakinan-dijamin-uud-1945-dengan-syarat



Bapak Ahli Hukum yang punya gelar hukum tetapi amnesia sejarah,
apakah pengikut Ahmadiyah pernah mengancam membunuh non-Ahmadiyah?
Apakah pengikut Ahmadiyah pernah membunuh non-Ahmadiyah?
Apakah pengikut Ahmadiyah pernah mengancam menggulingkan kekuasaan pemerintah?

Bagaimana anda bisa tega menyamakan Ahmadiyah dengan Gerakan Aceh Merdeka?

Anda juga lupa bahwa perdamaian Indonesia dengan GAM tidak terjadi dalam semalam. Kedua pihak sama-sama memiliki korban. Indonesia diberikan kesempatan untuk menunjukkan iktikad baik, masih merasa Aceh sebagai saudara ketika Tsunami terjadi. Barulah GAM Bersedia tanda tangan perjanjian.

http://www.detiknews.com/read/2011/02/08/080940/1562215/10/ahli-pidana-agar-kejadian-tak-terulang-kriminalkan-ahmadiyah



Dari zaman dulu, sebelum negara Indonesia belum ada, Ahmadiyah sudah dicap sesat oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Tetapi Ahmadiyah gak diserang oleh dua organisasi Islam yang udah sepuh ini bahkan beberapa pesantren NU atau sekolah Muhammadiyah bisa berdampingan.

Kuncinya bukan pada Ahmadiyah sesat atau tidak.

Iya, saya sepakat Ahmadiyah menyimpang.

Namun, buat saya, memerangi mereka yang tidak terbukti memerangi umat Islam, juga menyimpang dari ajaran Islam.

Buat saya, mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi, walau mengatakan 'mereka berbuat kebajikan' dengan membuat kerusakan itu, juga sesat dan bahkan wajib diperangi. Buat saya, mereka yang tidak mengindahkan tangis anak-anak dan wanita, sudah keluar dari Islam. Mereka orang-orang yang hatinya sudah ditutup, sudah sakit.



Lia Eden adalah kasus lain. Dia gak bisa disamakan dengan Ahmadiyah. Dia mengisolasi pengikutnya, melarang anak2 pengikutnya sekolah, dan membakar lidah salah satu pengikut anaknya.

1 comments:

Ramot said...

it's hard when the decision must be made whether to give really fair decision or just following popular belief. most of people just decide based on popular belief because that's the way they regain public approval, and in the end it goes to politics again.