Thursday, February 09, 2006

and the tension continues...

Malam ini aku tak bisa menahan amarah melihat tayangan Bincang Eksklusif di AnTV yang menghadirkan seseorang dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Komaruddin Hidayat dan juga mewawancarai beberapa orang termasuk karikaturis GM Siddharta dan seorang pemimpin pesantren dari Jawa Timur. Betapa gemasnya aku melihat kolotnya sang MMI dan sang ketua pesantren. Aku berusaha menelpon AnTV untuk mengritik si MMI tetapi gagal untuk tersambung.


Ya Allah, maafkanlah aku.
Di saat bulan Oktober 2005, aku sudah melihat kartun itu, tetapi tidak kusebarkan kepada kaum muslim. Aku tak menyangka ketika orang-orang lain yang menyebarkan berita itu, hasilnya akan seperti ini. Tanpa disadari kami tergelincir menjadi orang-orang yang zalim.

Ya Allah, maafkanlah aku.
Ketika tiga minggu lalu aku sudah melihat gejala-gejala akan terjadi kezaliman, aku hanya diam, mengutuk dalam hati. Dan aku baru menulisnya sekarang, dan itupun dalam blog pribadi yang tak ada satupun membacanya. Hanya orang-orang dari mailing list IISB (Indonesian Islamic Society Brisbane) yang membaca dua tulisanku, itupun karena tulisan tersebut memang berasal dari mailing list tersebut yang kemudian kusalin di blog ini. Di mailing list itu pun baru satu orang yang menyetujui pendapatku.

Sebelum aku menangis lebih lanjut, izinkan aku menulis beberapa hal.

kejanggalan "kebebasan" versi Eropa
Saya baru ingat, sebebas-bebasnya Eropa, ada satu hal yang tidak akan diizinkan oleh Eropa, yaitu pernyataan-pernyataan berbau anti-Yahudi walaupun dalam tulisan yang obyektif sekalipun. Mereka (Eropa) masih trauma dengan dosa-dosa mereka terhadap pengabaian mereka kepada kaum Yahudi selama berabad-abad dengan puncaknya di masa kejayaan Hitler.

Saya baru teringat ketika Komaruddin Hidayat menyebutkan hal itu di dalam diskusi yang tadi ditayangkan. Sengaja saya tuliskan kembali di sini agar bila kelak ada yang menuruti saran saya, hal ini bisa jadi kekuatan untuk menekan Barat agar bersedia membuat hukum agar peristiwa "penghinaan terhadap agama" seperti yang lalu tidak terulang lagi.

Pemerintah Denmark memang sudah minta maaf
Dalam tulisan saya sebelumnya, saya meragukan ingatan saya tentang apakah Pemerintah Denmark sudah minta maaf atau belum. Ternyata mereka sudah minta maaf melalui perdana menteri mereka, bahkan dua kali dan melalui saluran televisi Al-Arabiyya. Hal ini dikonfirmasikan oleh moderator diskusi di AnTV tadi.

Jika seorang Din Syamsuddin di koran pagi ini mengatakan Pemerintah Denmark belum meminta maaf, maka itu adalah kealpaan bagi dia dan semoga Allah SWT mengampuninya.

Perlukah menyuruh rakyat Denmark minta maaf satu persatu kepada kaum Muslim?
Si pemimpin pesantren yang tadi diwawancarai (untuk selanjutnya akan kusebut sebagai kyai) mengatakan dirinya tidak akan berhenti mengumpulkan pasukan berani mati sebelum rakyat Denmark satu persatu datang ke dia untuk ditampar satu per satu. Logiskah? Tentu saja TIDAK!!

Dia menjadikan sebuah argumen polling yang konon isinya 80% rakyat Denmark berpendapat untuk tidak perlu minta maaf. Sayangnya, saya tidak setuju dengan dia dengan beberapa alasan yaitu:

  1. saya tidak yakin apakah polling tersebut pernah terjadi atau tidak karena hingga kini saya belum mendapatkan beritanya. Saya takut kalau berita yang sampai ke telinga hanyalah kyai hanyalah hoax alias kabar burung. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar (24:15).


  2. bahkan jika polling tersebut memang benar terjadi, tidak bisa dianggap mencerminkan sebagai pendapat 80% rakyat Denmark. Seharusnya kita belajar dari polling-polling yang berseliweran di sekitar kita.


  3. bahkan jika memang mayoritas rakyat Denmark berpendapat seperti itu, ingatlah bahwa Pemerintah Denmark sudah meminta maaf dan bersedia dialog dan korannya sendiri sudah meminta maaf. Seburuk-buruknya rakyat sebuah negara, selama pemerintahnya bisa menjadi contoh, ada harapan bagi negara tersebut. Lagipula saya tidak pernah mendengar Rasulullah menunggu permintaan maaf dari penduduk kota Mekkah untuk memaafkan mereka.
mengenai Ka'ab ibn Al-Ashraff
Argumen yang diajukan oleh MMI tadi sama persis dengan argumen FUI yang menuntut Pemerintah Denmark menghukum mati si karikaturis. Yang jadi masalah adalah:
  1. sejarah tentang peristiwa yang menimpa seorang Yahudi, Ka'ab ibn Al-Ashraff, itu sendiri perlu diragukan. Pertama kali aku mendengar cerita ini dari seorang non-muslim yang kebetulan anti-Islam dan sedang mencaci Islam. Ceritanya pun punya kejanggalan- kejanggalan yang terlalu panjang untuk disebutkan di sini dan berpotensi untuk menjadi bahan melantur bila saya memaksa menyebutkannya.

    Masalah sejarah-sejarah Islam yang meragukan ini pernah saya singgung dalam diskusi di subforum tertutup Dunia Islam di situs Ajangkita.com. Walaupun ada beberapa user yang menanggapi (dengan beberapa sempat curiga kepada saya) dan bahkan ada yang mengirim e-mail dukungan, sayangnya diskusi itu tidak berkembang secara baik. Tidak ada yang bisa saya lakukan karena saya sendiri tidak bisa mengembangkan ide-ide saya mengingat bidang saya bukanlah sejarah maupun ilmu-ilmu Islam seperti Tarikh atau ilmu tentang Hadits.

    Namun perlu diperhatikan bahwa yang mengisahkan peristiwa Ka'ab bin Al-Ashraff adalah Ibn Ishaq yang kontroversial. Bahkan salah satu dari empat Imam Sunni, Imam Malik, pernah menuding Ibn Ishaq sebagai pembohong.


  2. Bahkan jika peristiwa Ka'ab ibn Al-Ashraff benar-benar terjadi, perlu diingat bahwa kisah itu berlokasi di daerah kekuasaan MADINAH yang memang syariat Islam ditegakkan! Apa pernah Rasulullah saat belum menaklukkan kota Mekkah, menuntut agar orang-orang yang menghina beliau di Mekkah untuk dihukum berdasarkan syariat Islam yang ia perjuangkan?
apa yang seharusnya dilakukan?
Kembali saya mengulang tulisan pertama saya dan tulisan kedua yang berisi penjelasan tulisan pertama agar saudara-saudaraku sesama muslim lebih tenang dan mampu memanfaatkan peristiwa ini dengan efektif. Yang harus kita lakukan adalah
  1. meluruskan perbuatan kita yang zalim dengan dimulai dari memaafkan mereka yang memang sudah meminta maaf,
  2. berhati-hati dalam menanggapi berita-berita yang memanaskan suasana seperti berita yang menyatakan Ratu Denmark anti Islam,
  3. menuntut Pemerintah Denmark pada khususnya dan negara-negara Barat lainnya untuk menciptakan peraturan baru untuk mencegah penistaan simbol-simbol agama baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Ya Allah,
Ihdinaa shiraata l-mustaqiim. Shiraata l-ladziina an'amta 'alaihim; Ghairi l-maghduubi 'alaihim wa la (l-)dhdhaalliin.

Wassalammu'alaikum,
Kunderemp Ratnawati Hardjito A.K.A
Narpati Wisjnu Ari Pradana

Referensi:
  1. Tulisan pertamaku tentang masalah Denmark ini:
    Pradana, Narpati Wisjnu Ari. Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Kartun Denmark? http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/bagaimana-seharusnya-kita-menyikapi.html (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


  2. Tulisan keduaku yang bertujuan menjelaskan tulisan pertamaku:
    Pradana, Narpati Wisjnu Ari. Buat yang Masih Emosional dengan Karikatur Denmark. http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/buat-yang-masih-emosional-dengan.html (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


  3. Tulisanku setelah membaca beberapa postingan seseorang dalam sebuah forum yang memanaskan suasana:
    Pradana, Narpati Wisjnu Ari. And The Conflict Continues. http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/and-conflict-continues.html (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


  4. Suara seorang anggota IISB yang setuju dengan pendapatku:
    HaBe. Kuman di Seberang Lautan Tampak. http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/kuman-di-seberang-lautan-tampak.html (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


  5. Diskusi tertutup di Ajangkita.com mengenai sejarah Islam (mesti mendaftar dahulu):
    ajangkita forum. Ada yang Salah dengan Sejarah Kita. http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=9571 (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


  6. Mengenai peristiwa Ka'ab Al-Ashraff dan kredibilitas Ibn Ishaq:
    1. Juferi, Mohd Elfie Nieshaem. What About the Killing of Ka'ab al-Ashraff. http://www.bismikaallahuma.org/index.php/articles/what-about-the-killing-of-kaab-bin-al-ashraf (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


    2. Wikipedia. Ibn Ishaq. http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Ishaq (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)


    3. Arafat, W.N. New Light on the Story of Banu Qurayza and the Jews of Medina. http://www.globalwebpost.com/farooqm/study_res/islam/qurayzah/arafat.html (terakhir kali diakses tanggal 10 Februari 2006 jam 1.05 pagi)

0 comments: